RANGKUMAN
MATERI SDN MARGAMULYA
KELAS
4 SEMESTER 2
TEMA
6 SUBTEMA 1
A. Bahasa Indonesia
A.1. Dasar-dasar Puisi
Puisi: karya
sastra yang terikat pada rima dan irama yang disusun dalam bentuk baris dan
bait untuk menggambarkan perasaan pengarangnya.
Ciri-ciri Puisi:
1.
Ditulis dalam
bentuk baris berjajar ke bawah secara berkelompok. Kelompok baris dalam puisi
disebut bait.
2.
Diksi (pemilihan
kata) bersifat kias, padat, dan indah serta mempertimbangkan rima/persajakan.
3.
Penggunaan majas
(gaya bahasa, perumpamaan) sangat dominan.
4.
Latar, alur, dan
tokoh tidak begitu ditonjolkan.
Unsur Puisi:
1.
Kata: unsur
utama dalam penyusunan puisi, menentukan kesatuan dan keindahan makna puisi
secara keseluruhan.
2.
Larik atau
baris: paduan kata-kata yang dituliskan dalam kalimat berbentuk baris.
3.
Kalimat dalam
puisi tidak menggunakan aturan baku karena bisa berupa satu kata, frase, atau
kalimat lengkap.
4.
Bait: kumpulan
larik yang tersusun harmonis, mengandung makna puisi.
5.
Rima: bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi, umumnya berada di
suku kata akhir setiap larik. Rima bisa berupa pengulangan bunyi (sajak a-a-a-a
atau a-b-a-b) atau bunyi bebas tanpa pola.
6.
Irama:
pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut bunyi bacaan puisi.
7.
Makna/Isi:
informasi utama yang disampaikan dalam puisi.
8.
Amanat: pesan
yang disampaikan oleh penulis puisi kepada pembaca, tersirat di balik kata-kata
dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Jenis-jenis
Puisi:
1.
Puisi Lama:
puisi yang masih terikat oleh aturan rima dengan pola tertentu, pengaturan
jumlah larik dalam setiap bait dan jumlah kata dalam setiap larik, serta
musikalitas puisi.
a. Pantun (4
larik, 2 larik pertama berupa sampiran, 2 larik terakhir berupa isi, rima
a-b-a-b)
b. Gurindam (2
larik, larik pertama berupa sampiran, larik terakhir berupa isi, rima a-a-a-a)
2. Puisi Baru:
tidak terikat dengan pola rima tertentu, jumlah baris, jumlah kata, maupun
jumlah bait. Tetap mengandung irama, rima, musikalitas, makna, dan amanat.
A.2. Bahasa dan Makna Puisi
Bahasa Puisi: mengandung makna tersembunyi dan cenderung imajinatif
1. Bahasanya singkat, padat, dan bermakna
2. Menggunakan gaya bahasa (majas)
3. Memiliki rima (persamaan bunyi) yang menambah keindahan, memberikan efek musikal, dan memberi kesan sehingga puisi mudah diingat
4. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat, sesuai dengan tema yang disampaikan, agar mudah diingat, indah didengar/dibaca, dan menciptakan kekaguman
5. Tidak selamanya menggunakan kata kiasan, ada kalanya menggunakan kata bermakna lugas. Semua bergantung pada tema puisi yang dibuat
Jenis-jenis Majas (Gaya Bahasa) dalam Puisi:
1. Personifikasi: membuat suatu benda mati seakan berperilaku seperti manusia. Contoh: Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
2. Metafora: menjadikan suatu benda memiliki sifat baru di luar kebiasaan. Contoh: Batang usiaku sudah tinggi
3. Pengulangan (Repetisi): penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang sama. Contoh: Tak perlu sedu sedan itu
4. Hiperbola: pernyataan yang berlebihan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh. Contoh: Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
5. Litotes: kebalikan hiperbola, mengecilkan atau mengurangi keadaan sebenarnya. Contoh: Aku bukanlah manusia yang berada. (padahal aslinya berada, digunakan untuk merendah)
6. Ironi: menyatakan makna yang bertentangan untuk mengolok-olok/menyindir. Contoh: Bagus benar kelakuanmu, adikmu sendiri kau sakiti
Memahami Makna
Puisi: mempelajari dan membaca puisi untuk dapat memahami makna sehingga mampu
mengajak pendengar terhanyut ke dalam puisi yang dibawakan.
Jenis-jenis Makna Puisi:
1. Makna lugas: makna sebenarnya, disampaikan secara jelas
2. Makna kias: makna yang melambangkan sesuatu, ditujukan untuk membangun imajinasi
A.3. Menulis dan
Mendeklamasikan Puisi
Langkah-langkah Menulis Puisi:
1. Menentukan topik utama dan judul
2. Menentukan kata kunci yang akan digunakan
3. Menentukan ide pokok untuk setiap bait
4. Menuangkan ide pokok-ide pokok ke dalam bait-bait dengan memperhatikan gaya bahasa, diksi, dan rima
5. Mengembangkan puisi seindah mungkin
Hal yang harus Diperhatikan dalam Menulis Puisi:
1. Bahasa yang digunakan harus ringkas, padat, dan indah
2. Kata-kata yang dipilih memiliki bunyi yang indah dan merdu saat dibaca
3. Makna kata bisa menimbulkan banyak arti, harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan
4. Mengandung imajinasi mendalam tentang topik yang dibicarakan
Deklamasi Puisi:
Membaca puisi tanpa membawa teks dengan diiringi lagu, dikuatkan dengan
ekspresi dan gerak tubuh yang sesuai dengan makna puisi tersebut.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mendeklamasikan Puisi:
1. Ekspresi Wajah: penghayatan isi puisi yang digambarkan melalui raut wajah untuk menunjukkan perasaan.
2. Lafal: penyebutan atau pengejaan kata-kata harus jelas agar mudah dipahami.
3. Intonasi: tinggi rendahnya nada baca untuk memberi penekanan pada kata tertentu.
4. Irama: panjang pendek, keras lembut, kuat lemahnya suara.
5. Gerak Tubuh: penggambaran perasaan yang terkandung dalam puisi melalui gerak tubuh, melengkapi ekspresi wajah.
Langkah-langkah Mendeklamasikan Puisi:
1. Pahami isi puisi
2. Tentukan nuansa pembacaan puisi, apakah gembira atau sedih
3. Berlatih mengucapkan kata-kata sulit yang terdapat dalam puisi
4. Berlatih dengan mengombinasikan puisi, ekspresi, gerak tubuh, dan lagu pengiring
B. IPS
B.1. Keragaman di Indonesia
Keragaman
Budaya: variasi jenis-jenis budaya yang dihasilkan oleh berbagai suku bangsa,
berkaitan dengan kekayaan alam dan luasnya wilayah.
Keragaman Sosial
dan Budaya: sumber daya yang membuat Indonesia dikenal dunia.
Keragaman
Ekonomi: berbagai jenis mata pencaharian penduduk, misal: petani, nelayan,
pedagang, dan pengusaha.
Jenis-jenis
Keragaman Budaya:
1.
Suku Bangsa:
Jawa, Sunda, Madura, Bugis
2.
Bahasa Daerah:
Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, Bahasa Banjar
3.
Rumah Adat:
Rumah Joglo (Jawa Tengah), Rumah Gadang (Sumatera Barat)
4.
Tarian Daerah:
Tari Jaipong (Jawa Barat), Tari Piring (Sumatera Barat)
5.
Pakaian Adat:
Kebaya (Jawa Tengah), Baju Bodo (Sulawesi Selatan)
6.
Upacara Adat:
Upacara Ngaben (Bali), Upacara Yadnya Kasada (Jawa Timur)
7.
Lagu Daerah:
Ampar-ampar Pisang (Kalimantan Selatan), Manuk Dadali (Jawa Barat)
8.
Makanan Daerah:
Gudeg (DI Yogyakarta), Ayam Taliwang (Nusa Tenggara Barat)
9.
Senjata Tradisional:
Kujang (Jawa Barat), Rencong (Nanggroe Aceh Darussalam)
Suku
Bangsa/Etnis: golongan manusia yang mengidentifikasikan diri dengan sesamanya
berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama, merujuk kepada kesamaan budaya,
bahasa, agama, dan perilaku.
Ciri Suku
Bangsa:
1.
bersifat
tertutup dari kelompok lain
2.
memiliki nilai
dasar yang tercermin dalam kebudayaan
3.
memiliki
komunikasi dan interaksi
Contoh Suku
Bangsa di Indonesia:
1.
Suku Jawa –
Pulau Jawa
2.
Suku Batak dan
Nias – Sumatera Utara
3.
Suku Minangkabau
– Sumatra Barat
4.
Suku Sunda –
Jawa Barat
5.
Suku Betawi –
DKI Jakarta
6.
Suku Madura dan
Tengger – Jawa Timur
7.
Suku Dayak dan
Banjar – Pulau Kalimantan
8.
Suku Sasak dan
Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
9.
Suku Bugis dan
Toraja – Sulawesi Selatan
10. Suku
Sentani dan Asmat – Papua
Keragaman Agama
di Indonesia:
1.
Islam
2.
Kristen
Protestan
3.
Katolik
4.
Hindu
5.
Budha
6.
Konghucu
B.2. Jenis-jenis Masyarakat
Masyarakat:
Sekumpulan manusia yang mendiami suatu wilayah dan berkegiatan di dalamnya.
Ciri Masyarakat
Desa:
1.
Kehidupan
bersahaja dan terikat pada adat istiadat setempat.
2.
Cenderung
memiliki banyak kesamaan dalam mata pencaharian, nilai kebudayaan, serta sifat
dan tingkah laku.
3.
Hubungan sosial
antarmasyarakat sangat erat dan menjunjung tinggi asas kekeluargaan.
Ciri Masyarakat
Kota:
1.
Terdiri atas
berbagai suku bangsa, agama, dan budaya.
2.
Memiliki mata
pencaharian dan nilai kebudayaan yang beragam.
3.
Hubungan sosial
antarmasyarakatnya cenderung renggang dan bersifat individualis
(sendiri-sendiri).
C. PPKN
C.1. Kerjasama dalam Keragaman
Keragaman
Sosial: Segala sesuatu yang berhubungan dengan keanekaragaman atau perbedaan
dalam suatu masyarakat yang terjadi karena ribuan jenis suku bangsa dan enam
agama yang ada di Indonesia membaur menjadi satu.
Bentuk
Mensyukuri Keragaman dan Kekayaan Indonesia:
1.
Sikap toleransi
dan saling menghargai dalam menciptakan suasana nyaman untuk bertempat tinggal
maupun menuntut ilmu.
2.
Menjaga kekayaan
dan keindahan alam Indonesia.
3.
Bersatu dan
bekerjasama antara suku bangsa/agama/etnis berbeda.
4.
Memanfaatkan
kekayaan alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5.
Menikmati
kekayaan alam Indonesia dengan penuh tanggung jawab tanpa membeda-bedakan
asal-usul.
6.
Bangga menjadi
rakyat Indonesia.
Gotong Royong:
kebudayaan masyarakat Indonesia yang harus terus dijaga, yaitu melakukan kerja
bersama-sama untuk kepentingan bersama sehingga suatu pekerjaan akan menjadi
lebih ringan dan cepat selesai.
Manfaat
Kerjasama di Lingkungan Masyarakat:
1.
Membangun
suasana kekeluargaan antarwarga
2.
Pekerjaan berat
terasa ringan dan lebih cepat selesai
3.
Mempererat
persaudaraan
4.
Menumbuhkan
persatuan dan kesatuan
Contoh Kerjasama
dalam Keragaman Suku Bangsa:
1. Di lingkungan
sekolah:
·
Menjalankan
tugas piket bersama teman sekelas yang berbeda suku/agama.
·
Belajar kelompok
bersama teman dari suku berbeda.
·
Menjadi pasukan
pengibar bendera bersama teman yang berbeda etnis.
2. Di lingkungan
masyarakat:
·
Melaksanakan
kerja bakti bersama tetangga yang berbeda suku.
·
Melaksanakan
siskamling bersama tetangga yang berbeda agama.
·
Gotong royong
membangun balai warga.
C.2. Menjaga Persatuan dan
Kesatuan
Upaya Menjaga
Persatuan dan Kesatuan: bukan dengan memaksa menyamakan yang berbeda, tetapi
berusaha hidup berdampingan dalam setiap perbedaan.
Wujud Upaya
Menjaga Persatuan dan Kesatuan di Sekolah:
1.
Tidak hanya
bergaul dengan teman yang suku dan agamanya sama
2.
Saling
menghormati dan menjalin kerja sama antarteman
3.
Membersihkan
kelas bersama-sama tanpa membeda-bedakan asal-usul
Wujud Upaya
Menjaga Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat:
1.
Membersihkan
lingkungan sekitar
2.
Membantu
tetangga yang terkena musibah
3.
Membangun tempat
ibadah
C.3. Pancasila sebagai
Identitas Bangsa Indonesia
Identitas: ciri
khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan.
Identitas bangsa
Indonesia: Pancasila
Pancasila dan
UUD 1945: pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menghadapi keragaman
kehidupan
sosial, ekonomi, budaya, agama, dan etnis supaya terhindar dari perpecahan yang
disusun dan dibudayakan menjadi identitas nasional
Ancaman terkait
Identitas Bangsa Indonesia:
1.
Ancaman dari
luar: disinformasi, propaganda, peredaran narkotika, pornografi
2.
Ancaman dari
dalam: separatisme, sukuisme, konflik antardaerah dan antaretnis
Cara
Mempertahankan Jati Diri Bangsa:
1.
Menanamkan rasa
cinta tanah air
2.
Taat dan patuh
pada aturan yang ditetapkan
3.
Mengamalkan
nilai-nilai Pancasila
4.
Menumbuhkan
sikap nasionalisme
5.
Melestarikan
budaya Indonesia
6.
Menggunakan
barang-barang buatan dalam negeri
7.
Tidak
mencampuradukkan kebudayaan sendiri dengan budaya asing
8.
Bersikap bijaksana
dalam menerima segala macam perubahan
D. SBdP
Slogan: kata
atau kalimat yang dipergunakan untuk mengajak atau memengaruhi orang untuk
melakukan sesuatu. Umumnya disisipkan dalam iklan cetak maupun elektronik dan
didukung dengan ilustrasi yang menarik.
D.1. Gerak sebagai Unsur Utama
Tarian
Menari:
menggerak-gerakkan badan dengan berirama dan diiringi oleh bunyi-bunyian
sebagai ungkapan perasaan atau ekspresi jiwa manusia yang ditampilkan dengan
indah untuk menghibur diri maupun memberikan penghiburan.
Gerakan Tari:
1.
Gerakan dasar:
kombinasi gerakan kaki dan tangan.
2.
Gerakan
tambahan: gerakan kepala, mata, dan pinggul.
Beberapa Jenis
Gerakan Tangan pada Tarian:
1.
Kepelan: kelima
jari tangan mengepal.
2.
Mereket: telapak
tangan dikepalkan.
3.
Nyawang: tangan
ditekuk tepat di muka kepala (posisi seperti hormat).
4.
Sembah: telapak
tangan dirapatkan di depan hidung.
5.
Jiwir Soder: ibu
jari dan jari tengah membuat lingkaran lalu disatukan.
Beberapa Jenis
Gerakan Kaki pada Tarian:
1.
Kengser: kedua
kaki bergeser ke samping kanan maupun kiri
2.
Mendhak: kedua
lutut ditekuk menghadap ke luar
3.
Tanjak: sikap
berdiri menyesuaikan karakter peranan
4.
Nggrundho: sikap
dengan dua kaki mendhak sifat gantung
5.
Adeg-adeg
kembar: sikap tumit kaki merapat telapak kaki dibuka
6.
Jangreng: sikap
kaki lurus/tegak
7.
Sasag: gerak
sikap posisi tumit sejajar dengan mata kaki
8.
Sila mando:
kedua kaki disilangkan dengan sikap cantik
9.
Calik deku:
kedua lutut menyentuh lantai dengan badan tegak
10. Calik
jengkong: sikap badan tegap duduk di atas tumit kiri/kanan
D.2. Unsur Pendukung Tarian
Musik dalam
Tari: memberi warna dan karakter pada tarian, memberi penekanan nilai estetika
pada makna gerak dan keindahan tarian.
Macam-macam
Musik Iringan Tarian:
1.
Rekaman kaset
2.
Alat musik yang
dimainkan pemusik
3.
Suara yang
diciptakan oleh tubuh penari: tepuk tangan, hentakan kaki, bersiul, dll
Kostum Tari:
pakaian dan aksesoris yang dikenakan penari untuk menggambarkan tarian yang
dibawakan agar indah dilihat serta memperkuat makna tari. Kostum harus enak
dipandang dan tidak mengganggu pergerakan penari.
Properti Tari:
perlengkapan yang memperkuat karakter tarian
Contoh Properti
Tari:
1.
Kipas
2.
Pedang
3.
Tombak
4.
Topeng
5.
Panah
6.
Keris
7.
Selendang
D.3. Tari Kreasi Daerah
Tari Kreasi
Daerah: tarian khas daerah yang diberi sentuhan inovasi, baik gerakan, musik
pengiring, pola lantai, kostum, maupun propertinya agar terlihat modern dan
dapat diterima masyarakat.
Contoh Tari
Kreasi Daerah:
1. Tari
Manukrawa:
·
Ditampilkan
dalam pesta kesenian Bali
·
Dibawakan oleh
5-7 orang penari wanita
·
Menggambarkan
perilaku sekelompok burung (manuk) di air (rawa)
·
Perpaduan tari
klasik Bali, Jawa, dan Sunda yang telah dimodifikasi
2. Tari Garuda
Nusantara:
·
Berasal dari
Sriwedari, Jawa Tengah
·
Menggambarkan
burung garuda yang memamerkan keindahan, kegagahan, dan kelincahan
·
Mengandung
gerakan berjalan, mengibaskan sayap, teknik bertarung, dan terbang
·
Menunjukkan
bahwa burung garuda adalah raja dari semua burung sekaligus betapa layaknya
burung garuda menjadi lambang negara Indonesia
E. IPA
Lingkungan
Hidup: kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup di
dalamnya.
Pelestarian
Tumbuhan:
1.
Menjaga
lingkungan tempat tumbuh tumbuhan: tidak membuang sampah sembarangan
2.
Melakukan
perkembangbiakan vegetatif: cangkok atau setek
3.
Melakukan
persebaran penanaman tumbuhan
E.1. Bagian-bagian Tumbuhan
1. Akar: berada
di dalam tanah
·
Rambut akar:
menyerap air dan mineral dari dalam tanah
·
Tudung akar:
melindungi ujung akar saat menembus tanah
2. Batang:
berada di atas tanah, tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.
a. Jenis-jenis
Batang:
·
Batang berkayu:
memiliki kambium, keras, berwarna cokelat
·
Batang lunak:
tidak memiliki kambium, cenderung lunak, berwarna kehijauan
·
Batang basah:
lunak, berongga, dimiliki oleh tumbuhan yang hidup di perairan
b. Fungsi
Batang:
·
Penopang tubuh
tanaman
·
Alat
perkembangbiakan
·
Cadangan makanan
·
Pengangkut air
c. Manfaat
Batang:
·
Membuat perabot
rumah tangga
·
Bahan makanan
·
Bahan industri
·
Alat
transportasi
3. Daun: tumbuh
pada batang, ada yang berwarna hijau dan tidak berwarna hijau. Daun berwarna
hijau mengandung zat hijau daun (klorofil).
a. Fungsi Daun:
·
Tempat
Fotosintesis: terjadi proses pembuatan makanan yang akan digunakan untuk
kelangsungan hidup tumbuhan. Proses ini membutuhkan air dan cahaya matahari.
·
Tempat
Pernapasan: udara keluar masuk melalui mulut daun (stomata) yang terdapat di
permukaan daun. Daun menggunakan karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
·
Tempat
Penguapan: air yang tidak digunakan tumbuhan akan dibuang dalam bentuk uap
melalui stomata.
4. Bunga: alat
perkembangbiakan generatif pada tumbuhan, memungkinkan terjadinya penyerbukan
(jatuhnya serbuk sari ke kepala putik) yang dilanjutkan dengan pembuahan
a. Struktur
Bunga:
·
Kelopak:
berwarna hijau, menutup bunga saat masih kuncup
·
Mahkota: bagian
bunga yang indah dan berwarna-warni
·
Benang sari dan
serbuk sari: alat kelamin jantan
·
Putik: alat
kelamin betina
·
Dasar dan
tangkai bunga: tempat kedudukan bunga
b. Manfaat
Bunga:
·
Menarik
perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan
·
Hiasan benda
atau ruangan
·
Perlengkapan
upacara adat
·
Bahan
rempah-rempah
5. Buah dan
Biji: daging buah menyimpan cadangan makanan, sementara biji adalah hasil
pembuahan akibat penyerbukan antara serbuk sari dan putik. Biji tumbuhan ada
yang berkeping satu (monokotil) dan berkeping dua (dikotil).
E.2. Siklus Hidup Makhluk
Hidup
Siklus Hidup:
tahap kehidupan dari lahir hingga mati, dialami oleh semua makhluk hidup.
Proses
Pertumbuhan: bagian dari siklus hidup yang ditandai dengan peningkatan ukuran
tubuh.
Proses
Perkembangan: bagian dari siklus hidup yang ditandai dengan perubahan bentuk
dan fungsi bagian tubuh.
E.3. Siklus Hidup Tumbuhan
1. Kacang Hijau
Biji Kacang
Hijau -> Kecambah Kacang Hijau -> Kacang Hijau Dewasa -> Bunga Kacang
Hijau -> Biji Kacang Hijau
2. Apel
Biji Apel ->
Tunas Apel -> Pohon Apel -> Bunga dan Buah Apel -> Biji Apel
E.4. Siklus Hidup Hewan
Siklus Hidup
Hewan: proses tahapan hidup hewan yang berawal dari kelahiran dari perut induk
atau menetas dari telur dan berakhir ketika hewan tersebut mati.
Siklus Hidup
Hewan Tanpa Metamorfosis: hanya mengalami perubahan ukuran tubuh, tidak
mengalami perubahan bentuk.
Contoh Siklus
Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis:
1.
Sapi: bayi sapi
→ anak sapi → sapi dewasa
2.
Kucing: bayi
kucing → anak kucing → kucing dewasa
3.
Penyu: telur
penyu → bayi penyu → anak penyu (tukik) → penyu dewasa
Siklus Hidup
Hewan dengan Metamorfosis: terlahir dengan bentuk berbeda dari induknya dan
mengalami perubahan bentuk yang bertahap hingga dewasa.
1. Metamorfosis
Sempurna: mengalami proses kepompong dan larva yang berbeda bentuk dari
induknya.
Contoh:
·
Kupu-kupu: telur
→ ulat (larva) → kepompong → kupu-kupu dewasa
·
Nyamuk: telur →
jentik-jentik (larva) → pupa → nyamuk dewasa
·
Lalat: telur →
belatung (larva) → pupa → lalat dewasa
·
Katak: telur →
berudu → berudu berkaki → katak muda → katak dewasa
2. Metamorfosis
Tidak Sempurna: tidak mengalami proses kepompong dan larva, tetapi mengalami
proses nimfa yang bentuknya tidak jauh dari bentuk dewasanya.
Contoh:
·
Belalang: telur
→ belalang muda (nimfa) → belalang dewasa
·
Kecoak: telur →
kecoak muda (nimfa) → kecoak dewasa
Rangkuman ini
dibuat dengan mengacu pada Buku Tematik dan berbagai sumber lainnya.