Saturday, July 4, 2020

ADAPTASI PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KKG GUGUS II CIKATOMAS


ADAPTASI PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19
DI FKKG GUGUS II CIKATOMAS

Oleh : Tutin Karsiti, S.Pd.SD (SDN Margamulya)





Pembelajaran untuk tahun ajaran 2020/2021 akan dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli 2020, dengan sistem pembelajaran yang berbeda dengan biasanya yaitu dengan cara Daring dan Luring, khususnya di kecamatan kami yaitu kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk persiapan tahun ajaran baru kami pengurus FKKKG Gugus II Kecamatan Cikatomas menyelenggarakan kegiatan KKG Untuk Guru Kelas I sd VI dengan bahasan materi tentang pembelajaran masa Pandemi Covid-19 (prota, Promes dll) Dengan Bimbingan Bapak/Ibu Pengawas yaitu Pak Rivani Herman Munandar dan Ibu Hj. Dede Dewiyani, Kami Sangat terbantu, karena mereka mengarahkan dan membimbing kami dengan baik.
Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 memaksa guru menyajikan pembelajaran yang berbeda. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, sampai tindak lanjut yang dilakukan. Berbagai penyesuaian harus dilakukan dengan tetap berorientasi pada kepentingan siswa sebagai subjek utama pembelajaran.
Dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 mengenai pembelajaran di masa pandemi, tertulis bahwa pembelajaran tidak harus menuntaskan kurikulum. Pembelajaran yang disajikan merupakan pembelajaran bermakna dan memuat kecakapan hidup. Surat edaran tersebut dikeluarkan ketika akhir tahun ajaran. Namun, sebagai guru harus bisa menyikapinya ketika tahun ajaran baru telah datang.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa tidak sedikit guru yang bingung untuk menyajikan pembelajaran jarak jauh pada awal tahun ajaran. Jika pembelajaran hanya difokuskan pada kecakapan hidup tanpa menyentuh kurikulum akan membuat siswa menjadi bosan. Dampak lain yang bisa muncul juga siswa tidak mengenal kurikulum yang nantinya akan ditemuinya ketika sekolah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka kembali.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah yang tepat untuk berdiskusi menghadapi permasalahan yang dihadapi. Sebagaimana tertuang dalam Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP (Kemdiknas, 2010: 10) bahwa hasil dari kegiatan KKG diantaranya memberi kesempatan kepada guru untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik.

Pada kegiatan KKG, pengurus dan anggota KKG mendiskusikan perencanaan kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan secara daring atau luring sehingga seluruh anggota KKG dapat menggunakan perencanaan tersebut. Tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
Kegiatan diawali dengan musyawarah anatara pengurus KKG kelas. Hasil musyawarah tersebut diteruskan ke anggota KKG untuk ditindak lanjuti. Pembagian tugas antar anggota KKG pun dapat dimusyawarahkan di grup anggota. Hasilnya, rencana pembelajaran jarak jauh masing-masing kelas dapat tersusun untuk nantinya digunakan di sekolah masing-masing.
Melalui gotong royong yang dilakukan di dalam forum KKG, berbagai kendala yang dihadapi guru dapat teratasi. Saling berbagi pengalaman, saling memberi masukan, serta saling bertukar pikiran dalam mencapai kesepakatan yang dapat digunakan oleh semua pihak. Tidak lupa dukungan dari Dinas Pendidikan juga kan memperlancar kegiatan KKG.







Tuesday, June 30, 2020

CARA GURU MENGAJAR SAAT PANDEMI COVID-19 DI SDN MARGAMULYA


CARA GURU MENGAJAR SAAT PANDEMI COVID-19

(WABAH CORONA )

 

PENDIDIKAN BERSEJARAH DI TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020, 2020 / 2021

SD NEGERI MARGAMULYA



Suasana para siswa SDN Margamulya saat belajar di rumah di era Pandemi Covid-19, di Desa Lengkongbarang, Cayur, Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Kami guru SDN Margamulya mesti mendatangi rumah siswanya agar proses belajar di rumah berjalan maksimal, dan kadang kadang juga memberikan tugas lewat Whatsaf atau dengan Google Clasroom, tetapi terkendala dengan beberapa siswa yang tidak mempunyai HP android sehingga harus mendatangi siswa tersebut ke rumahnya masing masing.
Pada pertengahan Bulan Maret, Pemerintah telah menginstruksikan kepada sekolah-sekolah mulai dari tingkatan pendidikan usia dini (PAUD) hingga universitas menerapkan sistem belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Namun, tak semua sekolah dapat melakukan sistem belajar di rumah dengan baik, khususnya untuk sekolah saya. Karena terkendala dengan biaya, sinyal dan keadaan siswa yang tidak memiliki HP untuk belajar Daring sehingga kadang kadang dilakukan secara luring.
Para guru di sekolah kami kadang kadang mendatangi siswanya satu per satu agar materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik. Salah satu guru di SDN Margamulya, Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Ibu Enung Nurhaeni sebagai Guru Kelas satu di SDN Margamulya, memilih mendatangi rumah siswanya untuk mengajar. Dia tak bisa mengandalkan teknologi sebagai panduan siswa belajar.
Sejak pekan pertama sekolah diliburkan, pada pertengahan Maret 2020, Ibu Enung Nurhaeni, S.Pd.SD selalu mendatangi rumah siswanya satu per satu dengan ditemani suaminya dengan menggunakan sepeda motor (Suaminya Pensiunan Kepala Sekolah Yaitu Pak Ujang , sama sama dari dunia Pendidikan ). Ia ingin memastikan aktivitas para siswa belajar di rumah berjalan dengan baik. "Jadi ke rumah-rumah siswa kasih materi pelajaran selama 30 menit sampai satu jam,"
Ia mengakui, sudah ada anjuran agar siswa belajar secara daring. Bahkan, saat ini program belajar juga sudah ditayangkan melalui TVRI. Namun, tak banyak yang memiliki telepon pintar dan menggunakannya untuk belajar. Sementara jaringan TVRI di kami juga tak semua jernih.
Dengan segala keterbatasan fasilitas itu, dia mengatakan, tak memungkinkan proses pembelajaran siswanya akan berjalan dengan maksimal. Karena itu, Ibu Enung Nurhaeni berinisiatif mendatangi rumah para siswanya, siswa kelas I, untuk memberi materi pelajaran. "Alhamdulillah orang tua juga banyak yang mengerti. Kadang saya disuguhkan kopi, kadang saat pulang dibekali makanan," kata dia.
Menurut dia, para siswanya juga rindu untuk belajar di sekolah. Sebab, lanjut dia, ketika belajar di sekolah para siswa bisa bertemu dengan teman-temannya.
Ibu Enung Nurhaeni yang mengajar kelas I SD itu setiap hari rutin datang ke rumah siswa. Total terdapat 25 siswa yang harus diajarnya. Ia membagi ke dalam beberapa kelompok untuk memudahkan tugasnya. "Murid saya tinggal di 3 Desa 4 kampung. Jadi kalau tinggalnya sekampung, dikumpulkan di satu rumah. Pas selama empat hari itu untuk datang ke empat kampung," kata dia.
Mengajar ke rumah, diakui Bu Enung jadi inisiatif sendiri. Ia merasa punya tanggung jawab untuk tetap memberikan pelajaran ke muridnya. Pihak sekolah, menurut dia, tak menginstruksikan untuk mengajar siswa secara langsung.
Ibu Enung berharap, para guru tetap memerhatikan siswanya belajar di rumah, bukan semata mengandalkan teknologi. Apalagi masa belajar di rumah kemungkinan bisa diperpanjang selama pandemi corona belum berakhir. Karena pada semester 2 tahun peajaran 20202021 kemungkinan siswa masih belajar di rumah secara Daring dan Luring, sampai bulan september, dan mudah mudahan bulan september siswa bisa masuk sekolah seperti biasa dengan New Normal.