Tuesday, February 2, 2021

Bukti Fisik PKKS #Akreditasi #Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

 

  

PROGRAM

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

(PPK)

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

  

 

 

 

 

 

 

 

 


SD NEGERI MARGAMULYA

UPTD PENDIDIKAN WILAYAH CIKATOMAS

 KABUPATEN TASIKMALAYA

2020

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maga Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Program Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) ini dapat kami susun dan selesaikan sebagai pedoman bagi guru  untuk melaksanakan program PPK di SDN Margamulya.

Program PPK ini kami susun dengan melibatkan guru, komite sekolah dan stakeholder di SDN Margamulya sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan program ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan program PPK ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan pogram ini.

Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuk- Nya kepada kita. Amiin

 

 

Margamulya, ..............................................

Kepala SDN Margamulya,

 

 

 

 

JAJANG SURYANA, S.Pd.SD

NIP. 19630216 198305 1 004

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                     

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR   ...............................................................................................         1

DAFTAR ISI   .............................................................................................................          2

BAB I PENDAHULUAN  ..........................................................................................          3

A.    Latar Belakang   ......................................................................................            3

B.     Dasar Hukum ..........................................................................................           4

C.     Tujuan   ...................................................................................................           4

D.     Sasaran ………………...........................................................................           5

BAB II PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER  …......................................           6

A.    Nilai – nilai Karakter untuk SD   ............................................................           6

B.     Prinsip – prinsip Pendidikan Karakter ....................................................           7

C.     Fokus Gerakan PPK   ...............................................................................         9

BAB III PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ............         10

A.    Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter  ......................................             10

B.    Struktur Kegiatan ……………………………......................................              10

C.    Basis Gerakan PPK   ...........................................................................               11

D.   Perancangan Gerakan PPK …………………………………………..              11

E.    Implementasi Gerakan PPK …………………………………………              12

F.    Penilaian Program PPK …………………….……………………….               13

G.   Metode Penilaian PPK ………………………..…………………….                13

H.   Penilai PPK …………………………………………………………                14

BAB IV  PEMBIAYAAN …………………….………….....................................              15

BAB V MONITORING DAN EVALUASI  …………….....................................             15

A.    Monitoring dan Evaluasi   ...................................................................               15

B.     Tindak Lanjut ……….........................................................................               16

BAB V PENUTUP   .............................................................................................                17

LAMPIRAN   ......................................................................................................                 18

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SD sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.

Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik. Lebih dari itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau mengabaikan beberapa dimensi penting dalam pendidikan, yaitu olah raga (kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Muhajir Effendy, 2016). Apa yang selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun belum mendalam sampai kepada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melainkan baru pada pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu diatasi dengan sinergi berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat melalui penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat, berbudaya, dan berkarakter.

Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan delapan belas (18) nilai karakter. Program ini didukung oleh Pemerintah Daerah, lembaga swadaya masyarakat sehingga program pendidikan karakter bisa terlaksana dengan baik.

Tujuan pendidikan di SD, termasuk pengembangan karakter, dapat dicapai melalui pengembangan dan implementasi Kurikulum  2013 yang  mengacu pada  Kompetensi Inti 1    ( KI 1 ) dan Kompetensi Inti 2 ( KI 2 ). Di dalam KI 1 ( Spiritual ) dan KI 2 ( Sosial ) telah secara jelas dan dijabarkan standar kompetensi dan materi yang harus disampaikan kepada peserta didik. Karakter sikap spiritual dan sikap sosial juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.

Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

 

B.  Dasar Hukum

Dasar hukum dalam pembinaan pendidikan karakter antara lain:

1.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

3.      Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

4.      Permendikbud No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan

5.      Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

6.      Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi

7.      Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal

8.      Program kerja SD SDN Margamulya tahun pelajaran 2020/2021

 

C.      Tujuan

Pendidikan  karakter  bertujuan  untuk  meningkatkan  mutu  penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SDN Margamulya mampu secara    mandiri    meningkatkan    dan    menggunakan    pengetahuannya,    mengkaji    dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol- simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

 

D.      Sasaran

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah ( siswa, pendidik kepala sekolah dan tenaga kependidikan ) terutama siswa. Melalui program ini diharapkan siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.

 

 

 

BAB II

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

 

A.      Nilai-nilai Karakter untuk SD

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.      Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2.      Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

3.      Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4.      Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

5.      Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.

Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri- sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal.

 

 

 

 

B.       Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di SDN Margamulya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal

Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip- prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.

Prinsip 2 – Holistik

Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.

Prinsip 3 – Terintegrasi

Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Prinsip 4 – Partisipatif

Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas- luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.

Prinsip 5 – Kearifan Lokal

Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia.

 

 

Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI

Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning).

Prinsip 7 – Adil dan Inklusif

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non- diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.

Prinsip 8 - Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.

Prinsip 9 – Terukur

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.

 

C.      Fokus Gerakan PPK

Gerakan PPK di SDN Margamulya berfokus pada struktur yang sudah ada dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat tiga struktur yang dapat digunakan sebagai wahana, jalur, dan medium untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa, yaitu: Pertama, Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru; Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Ketiga, Struktur Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang mampu mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati).

 

BAB III

PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

 

A.      Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter

Dalam pelaksanaannya Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) di SDN Margamulya disesuaikan dengan kurikulum dan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

1.        Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing- masing.

2.        Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan, seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah budaya, dan lain- lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.

3.        Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.

Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain yang terdiri atas:

a)        Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman, dan damai.

b)        Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.

 

B.       Struktur Kegiatan

Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi pembentukan karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati. Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah (school branding).

 

C.      Basis Gerakan PPK

Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).

1.  Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

a)    Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.

b)   Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.

c)    Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.

2.  Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

a)    Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.

b)   Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.

c)    Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.

d)   Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.

e)    Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah

f)    Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

3.  Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

a)    Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama pendidikan.

b)   Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.

c)    Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.

d)   Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya

 

D.      Perancangan

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:

a)      Menentukankarakter individual, kelompok, kelas, lembaga.

b)      Menentukan sub tim pengendali pelasksanaan pendikakan karakter, yang meliputi :

1.         Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan.

2.         Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah

3.         Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi)

4.         Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah

 

E.       Implementasi

1.         Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lainnya

2.         Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah. Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya.

3.         Pembentukan  karakter   yang  terpadu  dengan  Kegiatan  pembinaan  kesiswaan   ( Terlampir ). Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter antara lain:

a.       Olah raga

b.      Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah dll )

c.       Seni Budaya (menari, menyanyi, melukis, teater),

d.      Kepramukaan,

e.       Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),

f.        Kegiatan Pembiasaan, Intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler

 

F.       Penilaian Program PPK

Penilaian program PPK harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.

1.       Orientasi pada Proses

Panduan penilaian berorientasi pada proses berarti instrumen yang dibuat, baik oleh sekolah maupun oleh pemerintah, bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan PPK, mulai dari asesmen kebutuhan pada tahap awal, sampai proses penilaian keberhasilan pada akhir program.

2.       Acuan pada Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam panduan penilaian mengacu pada proses pelaksanaan PPK secara utuh dan menyeluruh, mulai dari tahap awal, yaitu asesmen awal sampai evaluasi PPK.

3.       Asas manfaat

Penilaian bertujuan agar sekolah memperoleh manfaat bagi perbaikan selanjutnya. Proses penilaian dilaksanakan untuk menilai keterlaksanaan dan kebermanfaatan PPK, bukan untuk mencari kesalahan. Indikator - indikator penilaian di dalam rubrik bermanfaat untuk melakukan evaluasi bagi pengembangan program PPK di masa depan.

4.       Jujur dan Objektif

Penilaian dilakukan secara jujur objektif sesuai dengan apa yang terjadi dan melaporkan hasil temuannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penilaian PPK mengutamakan kejujuran sekolah dalam menilai karena pendidikan karakter lebih menekankan kemampuan lembaga mengevaluasi diri tanpa perlu pengawasan dari pihak luar. Kemandirian, objektivitas, dan kejujuran dalam menilai PPK adalah bagian dari revolusi mental itu sendiri.

 

G.      Metode Penilaian

Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan. Observasi bisa dilakukan secara individual, bila instansi yang menilai adalah individu di luar sekolah, seperti pengawas, atau dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Bila sekolah yang melakukan evaluasi diri, sekolah bisa mempergunakan masukan data-data observasi dari anggota komunitas sekolah (guru, siswa, dan lain-lain) untuk menjustifikasi indikator keberhasilan sesuai dengan rubrik.

Observasi yang dilakukan meliputi observasi lingkungan fisik sekolah, lingkungan sosial sekolah, budaya, dan karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut dapat diamati pada sarana dan prasarana sekolah, proses belajar-mengajar di kelas, berbagai macam dokumentasi pembelajaran (program tahunan, RPP, dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan setelah pembelajaran formal di lingkungan sekolah dan komunitas. Penilai juga dapat melihat dokumen-dokumen lain sekolah yang mendukung penilaian pada lembar observasi.

Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk memberikan justifikasi skoring sesuai rubrik pada indikator keberhasilan PPK. Data-data administrasi berupa dokumen-dokumen pendukung (tertulis dalam dokumen, atau dokumentasi dalam bentuk digital, seperti video, foto, dan lain-lain).

 

H.      Penilai PPK

Penilai PPK adalah pihak sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Untuk menjaga objektivitas, penilaian keberhasilan PPK dilakukan minimal dengan melibatkan tiga pemangku kepentingan utama pendidikan, yaitu sekolah, komite sekolah/orangtua, dan pengawas. Perwakilan komunitas atau dinas bisa juga dilibatkan untuk membuat evaluasi PPK bila dibutuhkan.

Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan pengawas melakukan evaluasi Penguatan Pendidikan Karakter dengan cara menilai keberhasilan PPK mempergunakan informasi dari rubrikasipenilaian sebagai alat untuk membantu justifikasi indikator PPK.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PEMBIAYAAN

 

 

Pembiayaan yang digunakan untuk mendukung terlaksananya program Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri Margamulya, sebagian besar diambil dari Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang merujuk kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SD Negeri Margamulya Tahun Anggaran 2020.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

 

A.      Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut:

1)      Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah.

2)      Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum.

3)      Melihat kendala-kendala yang terjadi

4)      Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan

5)      Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di sekolah.

 

B.        Tindak Lanjut

Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB VI

 PENUTUP

 

Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Ada lima nilai utama karakter yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas.

Dalam pelaksanaannya di SDN Margamulya PPK berpedoman pada struktur kurikulum melalui kegiatan pembiasaan, Intra-kurikuler dan ko-kurikuler, dan ekstra- kurikuler. Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).

Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan

 

Margamulya, ..............................................

Kepala SDN Margamulya,

 

 

 

JAJANG SURYANA, S.Pd.SD

NIP. 19630216 198305 1 004

 

 

 

 

 

 

                                 


PROGRAM IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

( PPK )  SDN MARGAMULYA

TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

 

Hari

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

Minggu

Nilai Karakter

Penguatan Nilai Utama:

Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas

Waktu

 

07.00 – 07. 15

Kegiatan Pembiasaan:

Memulai hari dengan upacara bendera ( Senin dan hari besar Nasional ), Apel, membaca Asmaul Khusna, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku – buku non-pelajaran 15 menit sebelum pelajaran dimulai

Kegiatan PPK Bersama orang tua : Interaksi dengan orang tua dan lingkungan / sesama

07.15 – 12.00

Kegiatan Intra-kurikuler:

Kegiatan Belajar Mengajar

15.00 – 16.50

Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:

Sesuai dengan bakat dan minat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua dan masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, Seni, dan Olahraga

12.00 – 12.10

Kegiatan Pembiasaan:

Sebelum menutup hari siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah/nasional dan berdoa bersama

Margamulya, ..............................................
Kepala SDN Margamulya,

JAJANG SURYANA, S.Pd.SD
NIP. 19630216 198305 1 004

Saturday, January 30, 2021

RKAS BOP TAHAP 2





RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
BANTUAN DAK NON FISIK BOP PAUD TAHAP 2
TK PGRI MANDALAWANGI
TAHUN ANGGARAN 2020
NO URAIAN JUMLAH KET (%)
BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN 9.000.000 100,00 
A KEGIATAN PEMBELAJARAN 4.500.000 50,00 
 1 Pembelian Bahan dan pembelajaran peserta didik sesuai dengan tematik 1.755.000
 2 Tambahan pembelian pulsa atau paket data utk pendidik dan anak didik 2.600.000
 3 Penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE) dalam -
 4 Penyediaan Alat Mengajar bagi Pendidik 150.000
B KEGIATAN PENDUKUNG 3.150.000 35,00 
 1 Pemberian Makanan dan Minuman Tambahan (PMT) 600.000
 2 Pembelian Alat-Alat Deteksi Tumbuh Kembang (DDTK) 1.457.000
 3 Pembiayaan Honor Pendidik dlm pelaksanaan BDR 600.000
 4 Pemberian Trasfort Pendidik 400.000
 5 Penyediaan Buku Administrasi Sekolah 93.000
C KEGIATAN LAINNYA 1.350.000 15,00 
 1 Perawatan Sarana dan Prasarana -
 2 Publikasi (area wajib masker) 550.000
 3 Langganan Listrik/Internet Lembaga 800.000
TOTAL 9.000.000
Tasikmalaya,            Desember 2020
Menyetujui, Bendahara,
Kepala Sekolah
HJ .ELIS ROSYATI,S.Pd ANESONDARI ,S.Pd
NIP 196209091982042006

Tuesday, January 26, 2021

PENYUSUNAN ARKAS MASA VANDEMI COVID-19



 Penyusunan RKAS Masa Pandemi 2021

Berakhirnya tahun 2020 ternyata belum juga mengakhiri masa pandemi covid-19. Hal ini berpengaruh pada penggunaan Dana Bos 2021 yang tentu saja dampaknya adalah juga berpengaruh pada penyusuan RKAS 2021.

RKAS masa pandemi yang disusun pada tahun anggaran yang lalu sebagian besar komponennya masih bisa digunakan meskipun ada perubahan-perubahan di juknis tahun ini.

Apapun itu yang pastinya penyusunan RKAS Dana Bos 2021 harus berpedoman pada Juknis yang telah ditetapkan.

Sebagai bahan pertimbangan, nantinya akan bagikan contoh RKAS yang disusun tahun 2021, agar bisa membantu dalam proses penyelesaian menyusun RKAS Dana Bos 2021.