Tuesday, June 30, 2020

CARA GURU MENGAJAR SAAT PANDEMI COVID-19 DI SDN MARGAMULYA


CARA GURU MENGAJAR SAAT PANDEMI COVID-19

(WABAH CORONA )

 

PENDIDIKAN BERSEJARAH DI TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020, 2020 / 2021

SD NEGERI MARGAMULYA



Suasana para siswa SDN Margamulya saat belajar di rumah di era Pandemi Covid-19, di Desa Lengkongbarang, Cayur, Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Kami guru SDN Margamulya mesti mendatangi rumah siswanya agar proses belajar di rumah berjalan maksimal, dan kadang kadang juga memberikan tugas lewat Whatsaf atau dengan Google Clasroom, tetapi terkendala dengan beberapa siswa yang tidak mempunyai HP android sehingga harus mendatangi siswa tersebut ke rumahnya masing masing.
Pada pertengahan Bulan Maret, Pemerintah telah menginstruksikan kepada sekolah-sekolah mulai dari tingkatan pendidikan usia dini (PAUD) hingga universitas menerapkan sistem belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Namun, tak semua sekolah dapat melakukan sistem belajar di rumah dengan baik, khususnya untuk sekolah saya. Karena terkendala dengan biaya, sinyal dan keadaan siswa yang tidak memiliki HP untuk belajar Daring sehingga kadang kadang dilakukan secara luring.
Para guru di sekolah kami kadang kadang mendatangi siswanya satu per satu agar materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik. Salah satu guru di SDN Margamulya, Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Ibu Enung Nurhaeni sebagai Guru Kelas satu di SDN Margamulya, memilih mendatangi rumah siswanya untuk mengajar. Dia tak bisa mengandalkan teknologi sebagai panduan siswa belajar.
Sejak pekan pertama sekolah diliburkan, pada pertengahan Maret 2020, Ibu Enung Nurhaeni, S.Pd.SD selalu mendatangi rumah siswanya satu per satu dengan ditemani suaminya dengan menggunakan sepeda motor (Suaminya Pensiunan Kepala Sekolah Yaitu Pak Ujang , sama sama dari dunia Pendidikan ). Ia ingin memastikan aktivitas para siswa belajar di rumah berjalan dengan baik. "Jadi ke rumah-rumah siswa kasih materi pelajaran selama 30 menit sampai satu jam,"
Ia mengakui, sudah ada anjuran agar siswa belajar secara daring. Bahkan, saat ini program belajar juga sudah ditayangkan melalui TVRI. Namun, tak banyak yang memiliki telepon pintar dan menggunakannya untuk belajar. Sementara jaringan TVRI di kami juga tak semua jernih.
Dengan segala keterbatasan fasilitas itu, dia mengatakan, tak memungkinkan proses pembelajaran siswanya akan berjalan dengan maksimal. Karena itu, Ibu Enung Nurhaeni berinisiatif mendatangi rumah para siswanya, siswa kelas I, untuk memberi materi pelajaran. "Alhamdulillah orang tua juga banyak yang mengerti. Kadang saya disuguhkan kopi, kadang saat pulang dibekali makanan," kata dia.
Menurut dia, para siswanya juga rindu untuk belajar di sekolah. Sebab, lanjut dia, ketika belajar di sekolah para siswa bisa bertemu dengan teman-temannya.
Ibu Enung Nurhaeni yang mengajar kelas I SD itu setiap hari rutin datang ke rumah siswa. Total terdapat 25 siswa yang harus diajarnya. Ia membagi ke dalam beberapa kelompok untuk memudahkan tugasnya. "Murid saya tinggal di 3 Desa 4 kampung. Jadi kalau tinggalnya sekampung, dikumpulkan di satu rumah. Pas selama empat hari itu untuk datang ke empat kampung," kata dia.
Mengajar ke rumah, diakui Bu Enung jadi inisiatif sendiri. Ia merasa punya tanggung jawab untuk tetap memberikan pelajaran ke muridnya. Pihak sekolah, menurut dia, tak menginstruksikan untuk mengajar siswa secara langsung.
Ibu Enung berharap, para guru tetap memerhatikan siswanya belajar di rumah, bukan semata mengandalkan teknologi. Apalagi masa belajar di rumah kemungkinan bisa diperpanjang selama pandemi corona belum berakhir. Karena pada semester 2 tahun peajaran 20202021 kemungkinan siswa masih belajar di rumah secara Daring dan Luring, sampai bulan september, dan mudah mudahan bulan september siswa bisa masuk sekolah seperti biasa dengan New Normal.



1 comment: