CARA GURU MENGAJAR SAAT PANDEMI COVID-19
(WABAH CORONA )
PENDIDIKAN BERSEJARAH DI TAHUN PELAJARAN
2019 / 2020, 2020 / 2021
Suasana
para siswa SDN Margamulya saat belajar di rumah di era Pandemi Covid-19, di
Desa Lengkongbarang, Cayur, Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya.
Kami guru SDN Margamulya mesti mendatangi rumah siswanya agar proses belajar di
rumah berjalan maksimal, dan kadang kadang juga memberikan tugas lewat Whatsaf
atau dengan Google Clasroom, tetapi terkendala dengan beberapa siswa yang tidak
mempunyai HP android sehingga harus mendatangi siswa tersebut ke rumahnya
masing masing.
Pada pertengahan Bulan Maret, Pemerintah
telah menginstruksikan kepada sekolah-sekolah mulai dari tingkatan pendidikan
usia dini (PAUD) hingga universitas menerapkan sistem belajar dari rumah selama
masa pandemi Covid-19. Namun, tak semua sekolah dapat melakukan sistem belajar di rumah dengan
baik, khususnya untuk sekolah saya. Karena terkendala dengan biaya, sinyal
dan keadaan siswa yang tidak memiliki HP untuk belajar Daring sehingga kadang
kadang dilakukan secara luring.
Para guru di sekolah kami kadang
kadang mendatangi siswanya satu per satu agar materi pembelajaran dapat
disampaikan dengan baik. Salah satu guru di SDN Margamulya, Desa Pakemitan,
Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Ibu Enung Nurhaeni sebagai Guru
Kelas satu di SDN Margamulya, memilih mendatangi rumah siswanya untuk mengajar.
Dia tak bisa mengandalkan teknologi sebagai panduan siswa belajar.
Sejak pekan pertama sekolah
diliburkan, pada pertengahan Maret 2020, Ibu Enung Nurhaeni, S.Pd.SD selalu
mendatangi rumah siswanya satu per satu dengan ditemani suaminya dengan
menggunakan sepeda motor (Suaminya Pensiunan Kepala Sekolah Yaitu Pak Ujang ,
sama sama dari dunia Pendidikan ). Ia ingin memastikan aktivitas para siswa
belajar di rumah berjalan dengan baik. "Jadi ke rumah-rumah siswa kasih
materi pelajaran selama 30 menit sampai satu jam,"
Ia mengakui, sudah ada anjuran agar
siswa belajar secara daring. Bahkan, saat ini program belajar juga sudah
ditayangkan melalui TVRI. Namun, tak banyak yang memiliki telepon pintar dan
menggunakannya untuk belajar. Sementara jaringan TVRI di kami juga tak semua
jernih.
Dengan segala keterbatasan fasilitas
itu, dia mengatakan, tak memungkinkan proses pembelajaran siswanya akan
berjalan dengan maksimal. Karena itu, Ibu Enung Nurhaeni berinisiatif
mendatangi rumah para siswanya, siswa kelas I, untuk memberi materi pelajaran.
"Alhamdulillah orang tua juga banyak yang mengerti. Kadang saya disuguhkan
kopi, kadang saat pulang dibekali makanan," kata dia.
Menurut dia, para siswanya juga rindu
untuk belajar di sekolah. Sebab, lanjut dia, ketika belajar di sekolah para
siswa bisa bertemu dengan teman-temannya.
Ibu Enung Nurhaeni yang mengajar
kelas I SD itu setiap hari rutin datang ke rumah siswa. Total terdapat 25 siswa
yang harus diajarnya. Ia membagi ke dalam beberapa kelompok untuk memudahkan
tugasnya. "Murid saya tinggal di 3 Desa 4 kampung. Jadi kalau tinggalnya
sekampung, dikumpulkan di satu rumah. Pas selama empat hari itu untuk datang ke
empat kampung," kata dia.
Mengajar ke rumah, diakui Bu Enung
jadi inisiatif sendiri. Ia merasa punya tanggung jawab untuk tetap memberikan
pelajaran ke muridnya. Pihak sekolah, menurut dia, tak menginstruksikan untuk
mengajar siswa secara langsung.
Ibu Enung berharap, para guru tetap
memerhatikan siswanya belajar di rumah, bukan semata mengandalkan teknologi.
Apalagi masa belajar di rumah kemungkinan bisa diperpanjang selama pandemi
corona belum berakhir. Karena pada semester 2 tahun peajaran 20202021
kemungkinan siswa masih belajar di rumah secara Daring dan Luring, sampai bulan
september, dan mudah mudahan bulan september siswa bisa masuk sekolah seperti
biasa dengan New Normal.
ya
ReplyDelete