PROGRAM
KEWIRAUSAHAAN
TAHUN
PELAJARAN 2020/2021
SD
NEGERI MARGAMULYA
UPTD
PENDIDIKAN WILAYAH CIKATOMAS
KABUPATEN TASIKMALAYA
2020
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maga Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Program
Kewirausahaan ini dapat kami susun dan selesaikan sebagai pedoman bagi
guru untuk melaksanakan program
kewirausahaan di SD SDN Margamulya.
Program kewirausahaan ini kami susun
dengan melibatkan guru, komite sekolah dan stakeholder di SDN SDN Margamulya
sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan program ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan program kewirausahaan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa
Program kewirausahaan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan
untuk menyempurnakan pogram ini.
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuk- Nya kepada kita. Amiin
Margamulya,
..............................................
Kepala
SDN Margamulya,
JAJANG
SURYANA, S.Pd.SD
NIP.
19630216 198305 1 004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI
..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................................. 1
A. Latar
Belakang
...........................................................................
2
B. Pengertian Kewirausahaan
..........................................................
4
C. Tujuan Kewirausahaan ...............................................................
3
D. Faktor Penentu Keberhasilan Usaha ………………..................
5
BAB II PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH DASAR .. 8
BAB III PEMBIAYAAN
…………………….…..………............................ 12
BAB IV PENUTUP
.....................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan pintu gerbang generasi penerus bangsa untuk membentuk pribadi yang unggul, baik
secara individu maupun kelompok. Kewirausahaan sebagai salah satu alternatif solusi
dalam mengembangkan segala potensi bangsa kini dapat diajarkan melalui pembelajaran di
sekolah. Hal ini ini diperkuat oleh pendapat Ir. Ciputra dalam Yasar (2010: 79), bahwa jumlah
entrepreneur minimal dua persen dari polupasi suatu bangsa, mampu mendobrak dan mendorong
kemajuan ekonomi. Saat ini, bangsa kita mulai menggalakakan pendidikan
kewirausahaan di sekolah-sekolah, agar para siswa dapat siap mental dan kompetensi
setelah keluar dari dunia sekolah dan masuk kedalam dunia kerja.
Pendidikan
kewirausahaan ini alangkah baiknya baiknya dimulai dari lingkup pendidikan
dasar, khususnya di sekolah dasar. Kewirausahaan untuk anak bukan bermaksud
untuk mempekerjakan
anak, namun menanamkan nilai-nilai kewirausahaan sejak dini. Nilai- nilai kewirausahaan mengandung
karakter-karakter
baik dalam kehidupan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Wibowo (2010: 22) bahwa pendidikan
kewirausahaan seharusnya
memang dilakukan
sejak dini diajarkan di jenjang awal pendidikan yaitu Sekolah Dasar. Tentunya
materi yang disampaikan disesuaikan dengan jejang pendidikan dan usia siswa.
Jiwa
entrepreneurship ini memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan anak. Pendapat Sandiaga Uno dalam
Wardhana (2013:141) menyatakan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk menjadikan
seseorang menjadi lebih baik, bukan semata- mata membuat seseorang menjadi kaya.
Melalui pendidikan kewirausahaan ini diharapkan kelak anak dapat mandiri dan
memberikan kesempatan bekerja bagi orang lain. Jiwa entrepreneurship ini dapat
melatih anak untuk mampu bertindak dan bersikap cerdas dalam menghadapi
berbagai tantangan kehidupan. Ciputra (2009: 12) juga menyebutkan bahwa salah
satu kategori entrepreneurship adalah academic Entrepreneur, hal ini
menggambarkan akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga pendidikan dengan
pola dan gaya entrepreneur sambil menjaga tujuan mulia pendidikan.
Sebagai
bentuk academic entrepreneur, dicontohkan oleh kegiatan pendidikan
kewirausahaan Sekolah, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa sekolah
dasar untuk mengamati dan terjun langsung pada kegiatan usaha di sekitar
mereka. Para orangtua
siswa juga ikut mendukung adanya program dari Sekolah tersebut, dan
menilai baik untuk mengembangkan potensi anak, yang sebelumnya berpendapat
bahwa kewirausahaan
ini baru bisa diajarkan ketika anak dewasa kelak. .
B.
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah
tentang kerjasama dengan orang lain, karena kewirausahaan juga berbicara
tentang bagaimana memberikan manfaat bagi orang lain. Pengertian kewirausahaan
secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan
nilai lebih. Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu
keberanian untuk melakukan upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan
oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang
dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain.
Pengertian kewirausahaan
menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan
dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis
Pengertian kewirausahaan
menurut bapak Soeharto Prawiro (1997) adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk
memulai usaha dan mengembangkan usaha.
Pengertian kewirausahaan
menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda
Pengertian kewirausahaan
menurut Zimmerer (1996) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha
Pengertian kewirausahaan
menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah
segala sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang
memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani
mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.
Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah: Kewirausahaan adalah sikap
mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, inovatif, berdaya, bercipta,
berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
memberikan nilai lebih untuk dirinya, keluarga dan masyarakat dalam kegiatan
usahanya dengan cara bekerja sama dengan orang lain serta manfaatkan segala
potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain.
Pakar kepribadian dan
Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta Bangsa Mien Rachman Uno dalaam Wijatno
(2009: 125) menyebutkan bahwa untuk menjadi wirausahawan handal, dibutuhkan
karakter seperti kemampuan untuk dapat
1.
Dapat berkomunikasi dengan
baik
2.
Dapatmembawa diri di
berbagai lingkungan,
3.
Dapat menghargai waktu
(time orientation),
4.
Mempunyai rasa empati,
5.
Mau berbagi dengan orang
lain,
6.
Dapat mengatasi stress,
7.
Dapat mengendalikan emosi, dan
8.
Dapat membuat keputusan.
C.
Tujuan Kewirausahaan
Berikut beberapa tujuan
dari seorang wirausaha yang seharusnya:
Berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan
kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk
membangun jaringan bisnis yang lebih baik
1.
Ikut serta dalam mewujudkan
kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
dan Negaranya
2.
Ikut serta dalam
menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi kewirausahaan yang
kokoh.
3.
Menyebarluaskan dan membuat
budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya terutama dalam masyarakat
4.
Mengembangkan dalam bentuk
inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam kewirausahaan atau dunia bisnis
sehingga kemakmuran dapat tercapai.
5.
Membantu Orang lain dan
berbagi dengan sesama.
Tujuan
Kewirausahaan juga terdapat dan terintegrasi ke dalam pembelajaran mata pelajaran
tertentu, kegiatan
intrakurikuler, kegiatan kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler di bawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan
yang bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan Nilai-nilai yang ada dalam
pendidikan kewirausahaan adalah pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang
wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai
kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh peserta didik maupun warga sekolah
yang lain. Namun, di dalam pengembangan model naskah akademik ini dipilih
beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai.
Beberapa
nilai-nilai kewirausahaan beserta deskripsinya yang akan di integrasikan melalui
pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1.
Mandiri
2.
Kreatif
3.
Berani mengambil resiko
4.
Berintegrasi pada tindakan
5.
Kepemimpinan
6.
Kerja keras
7.
Jujur
8.
Disiplin
9.
Inovatif
10. Tanggungjawab
11. Kerja
keras
12. Pantang
menyerah
13. Komitmen
14. Realistis
15. Rasa
ingin tahu
16. Komunikatif
17. Motivasi
kuat untuk sukses
Implementasi dari 17 (tujuh
belas) nilai pokok kewirausahaan tersebut di atas tidak serta merta secara langsung
dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama implementasi nilai-nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai
pokok, yaitu :
1.
Mandiri
2.
Kreatif
3.
Berani mengambil resiko
4.
Berorientasi pada Tindakan
5.
Kepemimpinan
6.
Kerja Keras
D.
Faktor Penentu Keberhasilan
Usaha
Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi minat anak untuk berwirausaha adalah
1.
Kemauan
Kemauan merupakan suatu
kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk
melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan
seseorang untuk
berwirausaha, ini merupakan suatu hal baik.
2.
Ketertarikan
Ketertarikan adalah
perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu. Saat ada ketertarikan maka terdapat
daya juang dari diri seseorang untuk meraih apa yang ingin dicapai. Dalam hal ini,
jika anak tertarik untuk berwirausaha maka anak dapat dikatakan pula bahwa anak tersebut
memiliki minat untuk berwirausaha. Ketertarikan ini muncul dapat dikarenkan banyak hal,
misal karena hobby dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.
3.
Lingkungan Keluarga
Peran keluarga sangat
penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama,
maka orang tualah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian anak.
Orang perlu mengambil peran untuk mendorong anak menemukan minat dan bakat yang
dimiliki anak. Selain itu, orang tua diharapkan ikut mengevaluasi dan mengapresiasi kerja keras
anak, agar mereka merasa diperhatikan dan disayangi oleh orangtua sepenuhnya.
4.
Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah
menjadi tanggung jawab guru, dimana proses pendidikan di
sekolah merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan anak
dalam kehidupan
bermasarakat. Guru dalam proses mendidik dan membimbing siswa juga dapat memberikan motivasi kepada
siswa untuk menumbuhkan minatnya. Dlam hal ini, tentunya sekolah memiliki konsep
untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan sejak dini dengan cara menanamkan nilai-nilai
kewirausahaan. Mendidik anak menjadi seorang wirausahawan tidak dalam hitungan
satu, dua, dan tiga bulan saja, melainkan harus menjadi sebuah proses yang
panjang dan sistematis.
Berdasarkan
berbagai faktor yang mempengaruhi minat anak berwirausaha tersebut, maka sekolah sebagai
lembaga formal wajib membimbing siswa, mengarahkan, dan menanamkan pendidikan
kewirausahaan sejak dini. Melalui pembelajaran sehari hari, guru dapat memahami karakter
anak, minat anak, dan potensi anak. Jika mereka memiliki keinginan untuk
berwirausaha kelak, maka sebagai guru harus memotivasi cita- cita mereka
tesebut. Tidak
bisa dipungkiri, mungkin tidak semua siswa senang berwirausaha, namun paling
tidak sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan guna menyalurkan nilai- nilai kebaikan
dari memiliki jiwa entreprenurship.
Sesuai
pembahasan sebelumnya, karakterkarakter wirausaha yang dapat ditanamkan kepada
siswa sekolah dasar dapat dimulai dari karakter- karakter baik, seperti,
kreatif, mandiri, leadership, mampu memecahkann masalah, tidak mudah putus asa,
mampu mengelola uang, dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Hal
penting dalam kewirausahaan adalah:
1. Kreatif.
Jiwa kreatif dalam pendidikan kewiraushaan
ini meliputi kreatif dalam menemukan dan mengaplikasikan ide penambahan nilai
guna dari suatu barang dan jasa . Guru dapat mengembangkan jiwa kreatif anak
dengan memberikan tugas mengeksplorasi barang- barang yang dianggap tidak ada
nilai gunanya, atau kebutuhan kebutuhan masyarakat akan jasa. Lalu siswa
diberikan tugas untuk memberikan ide agar barang yang awalnya dinilai sepele
menjadi sesuatu yang lebih berharga dan dapat menghasilkan keuntungan, misalnya
siswa membangun kreativitas dari kain perca yang diubah menjadi berbagai bentuk
kerajinan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari. Siswa diberi
kesempatan untuk membuat sendiri kerajinan dari kain perca tersebut dan guru bertugas
memberikan bimbingan terkait dengan pembuatannya.
2. Karakter
mandiri
Sangat penting juga sebagai bekal kehidupan
anak, karena anak yang mandiri mampu mengatasi persoalan yang dihadapi.
Penumbuhan karakter mandiri sebenarnya dapat dimulai dari lingkungan keluarga.
Orang tua dapat menumbuhkan sikap mandiri sejak usia tahun, dengan mengajari
anak untuk berpakaian sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, dan lain- lain.
Orang tua hendaknya tidak banyak melarang anak untuk melakukan berbagai
aktivitas sendiri, agar mereka berani dan mandiri. Anak yang terlalu banyak
mendapatkan sikap protektif dari keluarga cenderung menjadi anak yang penakut dan
tidak mandiri.
3. Keterampilan
memecahkan masalah
Memiliki keterkaitan dengan pentingnya sikap mandiri
pada anak. Anak yang mandiri biasanya dengan mudah memiliki solusi untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Guru dapat memberikan berbagai tugas pemecahan masalah yang
berbasis masalah sosial di sekitar siswa. Siswa diminta untuk mengesplorasi dan
menemukan masalah yang ada, mengidentifikasi penyebab dan dampak yang
ditimbulkan dari masalah itu, yang pada akhirnya siswa mampu memberikan solusi
pemecahan. Kendati solusi yang dipilih anak mungkin belumm menjadi keputusan
yang terbaik, setidaknya guru mengapresiasi atas tindakan mereka memberikan
solusi.
Berdasarkan
neuroscience, menyebutkan bahwa bermain juga merupakan salah satu cara anak dalam
mempelajari problem solving. Penelitian tersebut membandingkan kemmapuan problem
solving anak yang lebih sering bermain dengan permainan konvergen seperti puzzle
dengan anak yang bermain dengan permainan divergen seperti balok kayu.
Hasilnya, anak yang bermain dengan permainan divergen lebih kreatif dalam
mencari pemecahan masalah. Contoh
permaianan lain yang juga memiliki manfaat pada kemaampuan problem solving
adalah permaianna sandiwara. Permainan pura-pura ini sering dilakukan oleh anak,
mislanya anak berpura pura menjadi dokter yang emmeriksa pasiennya. Penelitian menunjukkan
bahwa anak yang sering melakukan permainan sandiwara memiliki kemampuan problem
solving yang baik, dan anak yang memiliki kemampuan problem solving yang baik
cenderung menyukai permainan sandiwara. Jadi, ini dapat dijadikan ide bagi guru
untuk mengaplikasikan berbagai permainan kreatif dalam pembelajaran untuk dapat
mengasah kemampuan anak dalam memecahkan masalah.
4. Mampu
berinteraksi dengan orang lain.
Sangkanparan (2012: 112) penelitian menemukan
bahwa 69% - 90% kegagalan dalam dunia bisnis adalah kegagalan dalam hubungan
antarmanusia. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi guru untuk mengajarkan
anak bagaimana berinteraksi yang baik dan benar dengan orang lain. Dari aspek
bahasa yang diucapkan, anak diajarkan untuk mampu berkomunikasi yang santun,
jelas, dan tidak berkata kotor ketika berbicara dengan orang lain. Menghargai
orang lain ketika berbicara, tidak menyela, dan selalu menjaga perasaan orang
lain juga wajib dipahami oleh anak. Dalam mengajarkan seni komunikasi yang
efektif kepada anak, dapat dilakukan dengan kegiatan apapaun asalkan kegiatan
tersebut mendorong anak untuk berbicara dan mendengarkan. Kegiatan itu bisa
berupa cerita/story telling, menelpon seseorang, menceritakan kembali dengan
kata- katanya sendiri, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya diharapkan anak- anak akan
memahami bahwa mengucapkan kata- kata yang
baik kepada orang lain akan menciptakan hubungan yang harmonis.
BAB II
PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN DISEKOLAH DASAR
Berdasarkan
kajian pentingnya penanaman nilai- nilai kewirausahaan bagi anak di atas, berikut
disajikan beberapa ide kegiatan yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan kewirausahaan
untuk anak usia sekolah dasar, baik di sekolah maupun di rumah.
1. Modelling
Menurut psikolog, Dr. Seto
Mulyadi cara mudah untuk penanaman nilai baik dari kewirausahaan adalah dengan
bercerita. Misalnya saja, orang tua bisa menceritakan kisah tentang teman yang
berhasil menjalankan bisnis, baik bisnis kecil- kecilan mapun yang sudah sukses.
Setelah bercerita, orang tua dapat meyakinkan anak bahwa mereka juga bisa
sukses seperti itu, dan memberikan arahan bagaiamna menjadi pengusaha baik,
cerdas dan sukses.
Kisah- kisah sukses dari
para wirausahawan tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi
anak untuk semakin
bersemangat mengembangkan jiwa wirausaha yang dimilikinya. Guru dapat melakukan
pembelajaran dengan mendatangkan langusng narasumber (seorang wirausahawan)
untuk langsung bercerita dikelas tentang usaha yang dijalankan. Pada saat narasumber
berscerita, siswa dapat secara langsung bertanya tentang informasi yang ingin diketahui
tentang usaha narasumber tersebut.
2. Observasi
Observasi merupakan
kegiatan studi lapangan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
berdasarkan pengamatan tentang suatu objek atau keadaan. Guru dapat memberikan
tugas bagi siswa untuk mengobservasi tempat-tempat usaha yang ada di lingkungan
sekitar siswa atau sekolah, baik barang maupun jasa.
Siswa diminta untuk
mengamati berapa jumlah pegawai, barang apa yang dijual, berapa banyak barang-
barang yang dapat terjual dalam satu hari, dan sebagainya.
Misal, memberikan tugas
pada masing- masing siswa untuk melakukan observasi di salon, bengkel,
restaurant, usaha rumahan ataupun usaha-usaha lain masyarakat di sekitar atau
lingkungan sekolah dan lain- lain.
Siswa
diminta mencatat beberapa hal yang ditemukan tentang usaha salon. Siswa dapat
melakukan wawancara dengan pemilik usaha, karyawan dan bahkan para pengunjung. Dengan
tugas seperti ini siswadapat memperoleh banyak informasi dan pengalaman tentang
kewirausahaan. Selain itu, tugas ini dapat
melatih aspek sosial siswa SD, karena anak akan berinteraksi dengan orang lain
untuk memperoleh data tentang proses menjalankan usaha, bagaiman proses
mendirikan usaha, pelayanan terhadap pengunjung, tanggapan pengunjung, dan hal-
hal lain.
3. Karya
Wisata
Anak-
anak bisa diajak berkarya wisata atau mengunjungi tempat perbelanjaan, atau tempat-
tempat produksi barang atau jasa. Misalnya anak- anak diajak berkunjung ke
pabrik pembuatan sosis, pembuatan kue, atau produsen- produsen kerajinan yang
produknya sampai dieksport ke luar negeri. Pengalaman karya wisata seperti ini
akan menjadi pengalaman yang mengesankan bagi anak, karena mereka dapat
langsung mengetahui bagaimana proses pembuatan barang dan jasa tersebut. Rasa
tertarik dan terkesan ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada anak agar
nantinya bisa membuka suatu lapangan kerja dan bermanfaat dalam menumbuhkan
jiwa kewirausahaan anak- anak. Sebelum melakukan karya wisata tentu baik guru
dan guru perlu persiapan yang matang, baik dari segi alat bahan, biaya, dan
waktu.
4. Market
day
Market
day adalah kegiatan seperti bazar atau pameran yang diselenggarakan oleh sekolah,
dimana terdapat siswa yang membuat dan menjual hasil karya mereka yang biasanya
diselenggarakan dalam setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebijakan sekolah.
Kegiatan ini dilakukan oleh siswa mulai dari proses produksi, distribusi dan
konsumsi.
Kegiatan
ini diawali dari pemberian tugas dan tanggung jawab kepada siswa untuk membuat
barang atau kerajianan yang menerapkan prinsip kewirausahaan. Kegiatan ini
dapat diorganisasikan dalam bentuk kelompok. Hal ini berarti siswa bersama
kelompoknya mencipatakan ide membuat produk dengan menggunakan prinsip menambah
nilai guna atau manfaat dari sebuah barang. Misal, siswa membuat kerajinan dari
kain perca, dari botol bekas, stick ice cream dan lain-lain yang diubah menjadi
bentuk- bentuk barang yang menarik dan bermanfaat.
Contoh
lain; yang diikuti oleh siswa -siswi khususnya kelas 5. Adapun beberapa barang maupun
kerajinan yang dijual hari ini seperti flanel / handycraft , coklat unik ,
minuman sinom dan kedelai , makanan nasi goreng dan sebagainya. Kemudian siswa
diberikan untuk menjual atau menawarkan produk mereka dalam event yang diberi nama
market day. Siswa yang lain dan para guru bertanggung jawab menjadi konsumen.
Guru
juga memiliki kewajibaan untuk terus mengontrol jalannya market day dan menanamkan
nilai jual beli yang benar sesuai syaria‘at agama. Pada acara ini, pihak
sekolah bisa mengundang orang tua siswa untuk ikut berpartsiispasi sebagai
konsumen. Hal ini dilakuan sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan yang
dilakukan oleh siswa.
5. Budidaya
Tanaman Sayuran di Sekolah
Zaman
yang serba sulit sekarang ini memang untuk mencari sebuah pekerjaan sangatlah sulit.
Apalagi bagi mereka yang hanya tidak memiliki pendidikan tinggi. Mengajarkan
siswa untuk bisa berwirausaha akan menjadikan mereka bukanlah hanya penerima
sebagai buruh saja. Menciptakan lapangan usaha sendiri dengan modal secukupnya namun
tekad yang kuat untuk menjadi seorang wirausahawan akan mendorong segala
kemajuan dalam diri.
Melatih
siswa untuk belajar berwirausaha bisa dilakukan secara tidak langsung. Misalnya
kegiatan penghijauan di sekolah diselipkan dengan kegiatan kewirausahaan.
Dengan kegiatan secara tidak langsung tersebut, maka siswa akan melakukan dua
kegiatan secara tidak langsung pula, sehinagga kegiatan pembelajaran bisa
dilakukan dengan mengalir dan tidak kaku.
Tanaman
sayuran merupakan jenis tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan
yang sulit. Jenis tanaman ini pun merupakan komuditi makanan yang paling sering
kita konsumsi. Sayuran kaya akan serta dan vitamin bagi tubuh. Tidak hanya itu,
tanaman sayuran pun bisa dijadikan sebagai wahana untuk menghijaukan sekolah.
Dengan penataan yang baik dan perawatan yang rutin maka tanaman sayuran mampu
mengiasi sekolah sehingga mempercantik penampilan sekolah. Disamping itu juga,
tanaman sayuran yang ditanam di sekolah bila digeluti dengan baik oleh siswa
dibawah pembinaan guru akan menjadi peluang bisnis bagi sekolah dan siswa
tersebut. Jenis tanaman sayuran yang bisa Anda coba untuk tanam di sekolah
misalnya tomat, sayur hijau, ketela pohon, cabai, bayam. Tidak ada salahnya untuk
mencoba hal yang baru. Mungkin kelihatannya begitu aneh menanam sayuran di
sekolah. Tetapi dengan cara demikian kita akan bisa membelajarkan anak akan arti kebesihan,
kerja keras, dan kewirausahan. Penanaman
nilai- nilai wirausaha tidak hanya dapat dilakukan dari melalui sekolah, namun
dari unit terkecil dalam masyarakat juga memegang peran yang penting, yaitu
keluarga. Setiap individu adalah unik, walau berasal dari rahim ibu yang sama.
Untuk itu, orang tua perlu memahami kepribadian anak masing- masing anak agar
memiliki penanganan yang tepat. Akbar (2001:108) menyampaikan tentang beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendukung penanaman nilai kewirausahaan,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Menghargai prestasi yang
dicapai anak, diharapkan orang tua tidak memberikan komentar yang menyakitkan
atau mengecilkan harga diir anak.
2.
Mendorong anak pada setiap
kesempatan untuk meraih prestaasi terbaik
3.
Memberikan kesempatan pada
anak untuk bergaul dengan orang lain
4.
Memberikan motivasi pada
anak untuk selalau rajin dan tekun dalam belajar dan mengerjakan tugas- tugas.
BAB III
PEMBIAYAAN
Pembiayaan yang digunakan untuk
mendukung terlaksananya program Gerakan kewirausahaan Sekolah di SD Negeri Margamulya,
sebagian besar diambil dari Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang merujuk
kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SD Negeri Margamulya Tahun
Anggaran 2020.
BAB IV
PENUTUP
Pendidikan
kewirausahaan diharapkan mampu mendobrak mental generasi penerus bangsa agar tidak
mudah putus asa dalam menghadapi tantangan kehidupan, serta siap bersaing secara
cerdas dengan negara lain. Sekali lagi, guru sebagai agen perubahan bangsa bertanggungjawab
dalam mengembangkan segala potensi dan minat anak, khususnya bidang kewirausahaan.
Mencetak anak- anak kreatif dan mampu memecahkan permasalahan merupakan dambaan
bagi setiap guru dan orang tua. Jadi, mulai saat ini mari bersama- sama membangun
bangsa dari penanaman nilai–nilai baik dari kewirausahaan ini melalui strategi pembelajaran
dan berbagai pengalaman belajar.
Pepatah
mengatakan, Experience is a good teacher, jadi guru diharapkan jangan menyiaa-nyiakan
kesempatan untuk mencerdaskan siswa melalui pengalaman dan berbagai pelajaran
kehidupan. Memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk memahami lingkungan
masyarakat dan menyiapkan mereka dengan amunisi terbaik berupa sikap mandiri,
kreatif, pandai mengelola uang, pandai berinteraksi, dan leadership.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman,
Akhi. (2016). Jurus Maut Mengatasi Kerewelan Anak. Depok: Thulis media
Akbar,
Reni dan Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo.
Arianto,
Yusuf CK. (2011). Rahasia Dapat Modal & Fasilitas dengan Cepat & Tepat. Jakarta: Gramedia.
Armstrong,
Thomas. (2006). The Best School (Mendidik Siswa Menjadi Insan Cendekia
Seutuhnya).
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Budiyarti,
Sri. (2014). Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Deepublish.
Ciputra.
(2009). Ciputra Quantum Leap (Entrepreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa
dan
Masa Depan Anda). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Kasmir.
(2006). Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyadi,
Seto dan Lutfi T. Rizki. (2012). Financial Parenting (Menjadikan Anak Cerdas
dan
Cermat
Mengelola Uang). Jakarta: Mizan.
Novita,
Windya. (2007). Serba Serbi Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Royan,
Frans M. (2007). Smart Lauching New Product (Strategi Jitu Memasarkan Produk
Baru
Agar Meldak di Pasar). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Saiman,
Leonardus.
(2009). Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus- kasus. Penerbit:Salemba
Empat
Sangkanparan,
Hartono. (2012). Mencetak Superman Masa Depan. Jakarta: Visi Media
Wijatno,
Serian. (2009). Pengantar Entrepreneurship . Jakarta: Grasindo
Suharyadi,
dkk. (2007). Kewirausahaan Membangun usaha Sukses Sejak usia Muda.Jakarta:
Salemba
Empat
Suparyanto.
(2013). Kewirausahaan (Konsep dan Realita pada Usaha kecil). Bandung:
Alfabeta.
Tridhonanto,
Al. (2015). Jangan Katakan Bodoh ! (Buku panduan bagi Orang Tua dan Guru)
Jakarta:
Bisakimia.
Wardhana,
Dony S. (2013). 100% Anti Nganggur (Cara Cerdas Menjadi Karyawan atau
Wirausahawan).
Bandung: Ruang Kata.
Wibowo,
Budhi dan Adi Kusrianto. (2010). Menembus Pasar Ekspor, Siapa takut. Jakarta:
PT
Elex Media Komputindo.
Yasar,
Iftida. (2010). From Zero to Hero (Rahasia Menciptakan pribadi Unggul di
Pekerjaan
dan
Kehidupan). Jakarta: Gramedia.
No comments:
Post a Comment