PROGRAM
KEMITRAAN
SEKOLAH
TAHUN
PELAJARAN 2020/2021
SD
NEGERI MARGAMULYA
UPTD
PENDIDIKAN WILAYAH CIKATOMAS
KABUPATEN TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah_Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan program ini
dengan baik. Program ini merupakan perencanaan Hubungan antara Sekolah dengan
Masyarakat yaitu untuk memperjelas pelaksanaan tentang hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Ucapan terima kasih Penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun program yang disusun untuk
memenuhi kelengkapan adiminisstrasi sekolah, serta kebutuhan Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Penyusun juga menyadari bahwa program ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan program
ini dalam kesempatan berikutnya.
Semoga Penyusunan program ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca. Amin.
Cikatomas, 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan salah
satu bidang garapan administrasi pendidikan. Istilah “sekolah” merupakan konsep
yang luas, yang mencakup baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga
pendididkan non formal. Sedangkan istilah “masyarakat” merupakan konsep yang
mengacu kepada semua individu, kelompok, lembaga, atau organisasi yang berada
di luar sekolah sebagai lembaga pendidik. Masyarakat yang bersifat kompleks,
terdiri dari berbagai macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi (over
lapping), dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya yang
bereneka ragam hasil penelitian menunjukkan, betapa penting dan perlunya
program sekolah selalu menghayati adanya hubungan kerja sama antara sekolah
dengan masyarakat.
Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat,
yaitu dengan melibatkan orang tua, dan masyarakat serta isu-isu yang timbul dan
bagaimana menyelesaikan isu-isu tersebut. Dalam hal ini kepemimpinan kepala
sekolah mempunyai peranan menentukan sebagai satu kekuatan atau kewibawaan
(power) di dalam menghimpun dan menggerakkan segala sumber daya di dalam kerja
sama dengan masyarakat pendidikan yang lebih luas, serta untuk memperoleh
berbagai dukungan sumber daya manusia, dana, serta dukungan informasi berbagai
lembaga dan dukungan politis dari segenap jajaran aparat pendidikan (Setiawan,
siaksoft.net)
Semakin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya
pendidikan anak-anaknya, maka merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan
masyarakat untuk menjalin kerja sama. Kerjasama tersebut maksudnya demi
kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya dan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada khususnya. Jadi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah
suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan maksud
meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek
pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama warganya dalam usaha
memperbaiki sekolah.
Setiap program yang ada di sekolah perlu
dikembangkan, lebih-lebih program hubungan sekolah dengan masyarakat yang masih
dini dalam masyarakat perlu mendapat perhatian terus untuk dikembangkan.
Mungkin kesadaran masyarakat akan keikutsertaannya dalam bertanggung jawab
terhadap pendidikan di sekolah belum tinggi, walaupun kesadaran akan pentingnya
pendidikan sudah tinggi, membuat mereka tidak banyak berpartisipasi di sekolah.
Atau mungkin juga karena kondisi sosial ekonomi mereka membuat perhatian mereka
hanya terpaku kepada usaha-usaha meningkatkan kehidupan dam memandang
pendidikan di sekolah cukup ditangani oleh personalia-personalia sekolah saja.
Apapun alasannya yang membuat partisipasi masyarakat dalam pendidikan di
sekolah belum banyak, perlu diteliti dan dikaji oleh sekolah dijadikan bahan
untuk mengembangkan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kita sebagai pendidik diharapkan mampu menjalin kerja
sama dengan masyarakat. Jadi kita harus mengetahui cara bekerja sama dengan
masyarakat yang baik demi kelancaran pendidikan sekolah melalui adanya program
ini.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan
interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah
masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat, serta
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat
untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan
tersebut adalah untuk mensukseskan program-program sekolah yang bersangkutan
sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
B. Konsep Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
Secara sederhana konsep hubungan sekolah dengan
masyarakat tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam pasal 8 disebutkan bahwa masyarakat berhak untuk
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan. Kemudian dalam pasal 9, masyarakat bekewajiban memberikan dukungan
sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan diatas,
hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan hubungan timbal balik yang
sinergis. Dimana keduanya tidak dapat berdiri sendiri dalam penyelenggaraan
pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab
memberi pemahaman pada masyarakat tentang tujuan sekolah, program, serta
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan. Sebaliknya masyarakat memiliki tanggung
jawab menyumbangkan sumber daya dalam hubungan tersebut. Disisi lain masyarakat
memiliki otoritas untuk berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan. Otoritas masyarakat tersebut dimaksudkan untuk
memberi ruang pada masyarakat mengkritisi pendidikan di sekolah, sehingga
kebutuhan pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masyarakat
setempat.
C. Konsep Dasar Kerjasama Sekolah dan Masyarakat
Jika dilihat dari sisi maknanya, hubungan sekolah dan
masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas sehingga masing – masing
ahli memilki persepsi yang berbeda – beda, hal ini tentu disebabkan oleh sudut
pandang yang berbeda – beda, seperti diungkapkan bahwa “hubungan masyarakat
dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik
secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan
bersama” (international public relation association).
Secara lebih umum dikatakan bahwa hubungan sekolah dan
masyarakat diartikan sebagai suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta
berupaya dalam memperbaiki sekolah.
Memaknai pengertian komunikasi, secara spesifik
dikemukakan oleh Emerson Reck bahwa:
Public relation is the continued process of keying
policies, service and action to the best interest of those individual and group
whose confidence and goodwill and individual or institution covest, and
secondly, it is the interpretation of these policies, services and action
toassure complete understanding and appreciation.
Public relation dimaknai sebagai sebuah proses
penetapan kebijakan, pelayanan serta tindakan – tindakan nyata berupa kegiatan
yang melibatkan orang banyak agar orang – orang yang terlibat dalam kegiatan
tersebut memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan
tersebut.
Hal serupa dikemukakan oleh Rex Harlow bahwa: Public
relation merupakan suatu fungsi dari manajemen yang khas dan mendukung
pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya
terutama menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama,
melibatkan manajemen dalam melibatkan persoalan permasalahan, membantu
manajemen menanggapi opini public, mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini
dalam mengantisipasi kecenderungan mempergunakan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Ada hal yang menarik bahwa komunikasi hendaknya
dilakukan melalui pengkajian penelitian dan pengembangan hal ini perlu disadari
terutama oleh manajemen sekolah bahwa penelitian dan pengembangan adalah
sesuatu yang mutlak dilaksanakan oleh lembaga sebab atas dasar inilah maka akan
muncul kebutuhan-kebutuhan mendesak yang dirasakan oleh masyarakat dan perlu
segera ditanggapi.
Hal senada dikemukakan pula oleh leslie dalam (The
School And Community Relations) bahwa:
School public relations is a process of comunication
between the school and community for purpose of increasing citizen
understanding of educational needs and practices and encouraging antelligent
citizen interest and cooperation in the work of improving the school.
Pengertian diatas hampir memiliki kesamaan dengan apa
yang diungkapkan oleh Mamusung bahwa sekolah sebagai lembaga sosial yang
diselengarakan dan dimiliki oleh masyarakat seharusnya mampu memenuhi kebutuhan
masyarakatnya dan sekolah memiliki kewajiban secara legal dan formal untuk
memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-progam,
kebutuhan serta keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan
jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya.
Adapun peran serta fungsi sekolah dalam mengembangkan
hubungannya dengan masyarakat antara lain bertujuan dalam merumuskan saluran –
saluran komunikasi yang dapat dipergunakan baik oleh sekolah maupun oleh
masyarakat yang notabene selama ini diabaikan dan hal inilah yang menyebabkan
komunikasi sekolah dan masyarakat selama ini kurang harmonis.
Disadari atau tidak, sekolah sebagai lembaga yang
bergerak dalam bidang sosial dan hal ini harus mampu berperan sebagai agent
of change, selecting agency, class leveling agency, assimilating agency, dan
agent of preservation. Sebagai agent of change tentu
lembaga pendidikan hendaknya lebih mengedepankan peran dan fungsinya sebagai
pembaharu bagi masyarakat peserta didik dan masyarakat umum terutama dalam
menggali potensi yang mengarah pada paradigma dan perubahan berpikir dan
berperilaku yang sesuai dengan standar norma yang berlaku.
Sedangkan sebagai selecting agency lembaga
hendaknya mau dan mampu memilih potensi masyarakat yang beragam, tentu hal ini
membutuhkan keterampilan – keterampilan khusus, terutama dari pengelola
pendidikan sehingga pada gilirannya potensi masyarakat dalam hal ini peserta
didik mampung berkembang secara optimal
Adapun peran dan fungsi lembaga pendidikan
sebagai class levelling agency hendaknya lembaga pendidikan
mampu menjadi perantara sebagai peningkat taraf sosial bagi masyarakat peserta
didik itu sendiri, sehingga kecenderungan peserta didik untuk berperilaku yang
menyimpang terhadap peran dan fungsi lembaga sebagai assimilating
agency dapat terhindarkan sedini mungkin.
Jika prinsip–prinsip diatas dapat dilaksanakan, maka
pada gilirannya tuntutan lembaga pendidikan sebagai agent of
preservation akan terlaksana dengan baik dan jika hal ini terjadi,
maka pemeliharaan serta penerusan sifat – sifat budaya bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang luhur akan terpelihara dan dapat diteruskan.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL
A. Pentingnya Sekolah Mengadakan Hubungan Dengan Masyarakat
Pendidikan dengan proses belajar mengajarnya tidak
hanya terbatas di sekolah saja. Akan tetapi disambung dengan
pelajaran-pelajaran baru dari pengalaman hidupnya di masyarakat.
Belajar bagi setiap siswa yang berlangsung secara
kontinu di sekolah dan di masyarakat. Apa yang diperoleh dibangku sekolah,
tetap dikenang, diingat, dan diintegrasikan selama tinggal dan bergaul di
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat perlu tahu secara garis besar tentang
pendidikan di sekolah agar mereka dapat mengantisipasi aktivitas-aktivitas
putra-putrinya, bisa menyiapkan sumber-sumber belajar yang diperlukan dan bisa
melayani kebutuhan putra-putrinya.
Menurut Sydney Hook, pentingnya hubungan dengan
masyarakat yaitu sekolah bisa mawas diri karena masyarakat tahu tentang sekolah
dan prestasinya, masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah
sesuai dengan kebutuhannya dan sekolah lebih mudah dapat bantuan dan dana
masyarakat serta dukungan dalam mewujudkan cita-cita pemerintah.
Selain itu, sekolah menyiapkan para siswa agar bebas
dari kegelapan dalam menangani masalah-masalah hidup dan kemasyarakatan
serta dapat mencari nafkah secara layak, sementara itu masyarakat menyiapkan
pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan bagi mereka dan menyambut produk
sekolah untuk pembangunan masyarakat itu sendiri. Agar hubungan sekolah
dengan masyarakat berjalan baik sudah tentu sekolah perlu memberikan informasi
secara kontinu tentang aktivitas-aktivitas kepada masyarakat pendukungnya.
Informasi yang diberikan sekolah kepada masyarakat
harus dilengkapi dengan pengalaman bagi warga masyarakat, agar tumbuh citra
yang positif terhadap sekolah. Suatu citra yang menimbulkan sikap positif
yang akan menjelma menjadi dukungan terhadap pembangunan pendidikan di sekolah.
Citra dan sikap positif terhadap sekolah di atas
diperkuat dengan kenyataan bahwa orang tua / masyarakat pada umumnya tidak
mampu membina putra-putrinya agar berkembang dengan relatif sempurna tanpa
bantuan sekolah. Masyarakat memandang sekolah sebagai cara yang menyakinkan
dalam membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat berpartisipasi dan
setia kepadanya (sekolah)
Respon positif dari masyarakat ini perlu ditanggapi
secara sungguh-sungguh oleh sekolah. Disamping pedoman yang diberikan oleh
pemerintah pusat, sekolah harus membuka diri terhadap ide-ide dari masyarakat,
membahasnya, dan berusaha untuk dapat melaksanakannya.
Agar kontak hubungan dengan masyarakat terjamin baik
dan berlangsung secara kontinu, maka diperlukan peningkatan profesi anggota
staf sekolah dari guru-guru. Disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing
disekolah, mereka juga diharapkan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan
masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham
akan adat istiadatnya, mengerti aspirasinya, mampu membawa diri
ditengah-tengah masyarakat, bisa berkomunikasi dengan masyarakat, dan bisa
mewujudkan cita-cita mereka itulah sebabnya mengapa kompetensi dan perilaku
guru juga diharapkan cocok dengan struktur sosial masyarakat tempat ia bekerja.
Kemampuan guru membawa diri baik pada waktu berada
di tengah-tengah masyarakat maupun ketika melakukan pertemuan dengan
anggota masyarakat bisa mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap guru-guru
bila para guru bisa membawa diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat, responsif dan komunikatif terhadap warga masyarakat,
toleran dalam menghargai pendapat mereka, dan menunjukkan kemampuan yang
diinginkan oleh masyarakat dalam mendidik putra-putri mereka.
Program hubungan sekolah dengan masyarakat yang
membuahkan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang kontinu, dan proses
saling memberi dan saling menerima membuat introspeksi sekolah menjadi giat dan
kontinu pula serta membuat sekolah lebih mawas diri dengan adanya sentuhan /
peningkatan dari luar.
Dampak lain yang sangat penting adalah dukungan moral dari
masyarakat terhadap usaha-usaha pembangunan pendidikan disekolah. Dukungan ini
sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pembangunan tersebut. Membangun
pendidikan di sekolah dengan mengisolasi diri dari masyarakat cukup sulit,
sebab seperti diuraikan diatas sekolah merupakan bagian dari masyarakat.
Membangun salah satu bagian dari masyarakat haruslah mendapat dukungan dari
seluruh lapisan masyarakat.
Suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri
dari masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup diri terhadap masyarakat
sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan idenya sendiri dengan tidak mau tahu
akan aspirasi-aspirasi masyarakat. Sekolah tidak boleh bersikap dan berlaku
demikian, sebab pada hakekatnya ia adalah milik masyarakat. Masyarakat menginginkan
sekolah itu berdiri di daerahnya untuk meningkatkan perkembangan putra-putra
mereka. Masyarakat juga menginginkan agar sekolah bisa memberi pengaruh positif
terhadap perkembangan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Untuk
maksud ini masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah di daerahnya. Sekolah
adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat
pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia tidak dapat mengisolasi
diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju ke ambang kematian,
akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu
membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka,
terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh
aktivitas-aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat,
guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di
masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk
bisa saling memberi dan saling menerima.
Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat
di lingkungan sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat
dalam negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat
Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan diri
dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat, sebab fungsi
sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat setempat.
Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah
dengan masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang
bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah
merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu-pintu yang
menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.
Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah sekolah ke
masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua kelompok kehidupan itu
saling memberi informasi, berpartisipasi membina pendidikan. Jones (1969:388)
menyambut hubungan dengan masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat
memadu ide antara sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian.
Ide-ide tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak
semua ide sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik sekolah.
Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan putra-putranya
seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkanolehsekolah.
Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa
hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara
sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi
tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan dengan masyarakat
didasarkan kepada ketentuan bahwa (1) masyarakat adalah salah satu penanggung
jawab sekolah, (2) proses belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada
di masyarakat, dan (3) masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan
putra-putranya.
B. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.
Bagi masyarakat:
a. Tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan.
c. Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.
d. Melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah.
2.
Bagi sekolah:
a. Memperbesar dorongan, mawas diri.
b. Memudahkan memperbaiki pendidikan.
c. Memperbesar usaha meningkatkan profesi staf.
d. Konsep masyarakat tentang guru menjadi benar.
e. Mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut.
f. Mendapat dukungan moral dari masyarakat.
g. Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat.
h. Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat.
i. Memudahkan pemanfaatan narasumber.
C. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat,
T.Sianipar meninjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu
kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari
kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan
masyarakat bertujuan untuk:
1.
Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
2. Meningkatkan mutu pendidikandisekolah yang
bersangkutan.
3. Memperlancar proses belajar mengajar.
4.
Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam
pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu
sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:
1.
Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang
mental-spiritual.
2. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi oleh masyarakat
3. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan
masyarakat.
4.
Memperoleh kembali angota-anggota masyarakat yang makin meningkat
kemampuannya.
Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
1.
Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2. Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun
financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan
pelaksanaan program sekolah.
4. Memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5.
Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam
mendidik anak.
Menurut
Elsbree dan Mc Nally, bermacam-macam tujuan seperti dikemukakan di atas dapat
dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
1.
Mengembangkan mutu belajar dan
pertumbuhan anak-anak.
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik,
terutama guru-guru di sekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi
subject matter centered, tetapi hendaknya community life centered; tidak lagi
berpusat pada buku, tapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam
masyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang
berhubungan dengan masyarakat, seperti antara lain :
a.
Personil sekolah, terutama guru-guru, perlu mengetahui benar-benar kondisi
masyarakat lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi program
pendidikan seperti lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah
pendidikan yang timbul di dalam masyarakat itu, adat istiadat dan kepercayaan
masyarakat, keadaan kehidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana
rekreasi bagi anak-anak.
b.
Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk dapat bekerja
sama dan memenfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat yang diperlukan untuk
memperkaya program sekolah. Dengan memandang masyarakat itu sebagai
laboratorium untuk belajar, berarti penting bagi guru-guru untuk mengetahui
fasilitas-fasilitas apa yang tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan dalam
belajar.
c.
Sekolah hendaknya dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi dan
instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan kepentingan yang
sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya lembaga-lembaga keagamaan,
organisasi kepramukaan, kesenian dan kesehatan. Semua itu dapat membantu
pendidikan anak-anak, baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar
sekolah.
d.
Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan masyarakat dan selalu
siap memahami dan mengkaji sumber-sumber masyarakat yang dapat dimasukkan ke
dalam rencana perkembangan pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa
bahan pengajaran yang diberikan kepada murid-murid bukanlah bahan yang statis
dan using,melainkan merupakan bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan
muridsekarang dan kehidupan yang akan datang.
2. Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seharusnya dapat menjadikan
dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan-perubahan
masyarakat di dalam bidang-bidang kehidupan ekonomi, kebudayaan, teknologi dan
sebagainya, ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi dalam hal ini, bukan sekolah
yang harus mengekor secara pasif kepada perkembangan masyarakat, tetapi
sebaliknya sekolahlah yang justru yang harus mempelopori bagaimana dan kemana
masyarakat itu harus dikembangkan. Seperti pernah dikemukakan oleh prof. Dr.
Bachtiar Rifai dan Ir.S. Sudarmadi, M.Sc. dalam ulasannya mengenai sekolah
pembangunan yang telah dirintis di Indonesia sejak tahun 1972 Sekolah pembangunan harus dapat memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.
Sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup, sekolah hendaknya mempunyai
dwifungsi yaitu mampu memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan
nonformal,baik itu untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa baik pria maupun
wanita.
b.
Sekolah hendaknya mempunyai kurukulum, metode mengajar, serta evaluasi dan
program yang menyenangkan, merangsang dan cocok dengan tujuan pendidikan.
c.
Sekolah hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya dan
berorientasi kepada pembangunan dan kemajuan.
d.
Sekolah hendaknya mempunyai mekanisme untuk menjamin terpeliharanya dialog
yang kontinu antara sekolah-orang tua murid-masyarakat, dan juga dialog
intrasekolah dan antar sekolah. Dari apa yang dikemukakan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa, berbeda dengan sekolah-sekolah tradisional seperti
yang kita miliki sekarang ini, sekolah pembangunan lebih merupakan community
center atau lebih spesifik lagi, “pusat kegiatan belajar masyarakat”, walaupun
tidak tertutup kemungkinan untuk memakai fasilitas-fasilitasnya untuk rekreasi,
balai budaya, ataupun pertemuan dan rapat-rapat anggota masyarakat di
sekitarnya.
3. Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi
masyarakat.
Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada umumnya
masih belum begitu menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan
anak-anak adalah juga tugas dan tanggung jawab masyarakat di samping sekolah
dan pemerintah. Seperti pernah dikemukakan oleh Menteri P dan K Mashuri, SH.
sebagai berikut: “Sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari
masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah itu
hendaknya mempunyai dwi fungsi: mampu memberikan pendidikan formal dan juga
pendidikan informal, baik untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa pria
wanita”. Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan, Menteri P dan K pernah pula mengusulkan dalam
salah satu tulisannya antara lain: “Azas pendidikan nasional Indonesia adalah
pendidikan sepanjang umur hidup manusia, dari sejak lahir sampai meninggal,
bagi semua jenis seks, umur, golongan, dan keyakinan. Mengingat
wadah yang tidak hanya berbentuk sekolah, tetapi juga dalam keluarga dan
masyarakat pada umumnya, maka azas pendidikan nasional menetapkan pula, bahwa
bentuk pendidikan yang kita manfaatkan melalui berbagai wadah itu tidak hanya
bentuk pengajaran, tetapi juga tauladan, komunikasi, kelompok atau massa, dan
sosialisasi pada umumnya.
D. Peranan Pihak-pihak yang Terkait Hubungan Antara
Sekolah dan Masyarakat
Dalam kaitannya dengan hubungan sekolah dan
masyarakat, ada beberapa pihak yang turut andil dalam pembentukan hubungan
sekolah dan masyarakat, pihak-pihak tersebut antaralain:
1.
Orang tua
Peranan orang tua dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat,
antara lain:
a.
Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah.
b.
Berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan kegiatan sekolah di berbagai
komunitas.
c.
Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki.
d.
Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan di sekolah
kepada masyarakat secara luas.
e.
Bekerjasama dengan anggota komite sekolah atau atau pihak lain dalam
pengadaan sumber belajar.
f.
Aktif bekerja sama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang
berkebutuhan khusus.
g.
Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran.
2. Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah dengan masyarakat, antara lain:
a.
Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orang tua atau wali
tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi.
b.
Bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah,
mengajak dan memasukkannya ke sekolah.
c.
Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orang tua peserta didik.
d.
Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai
bagian dari kurikulum, seperti mengujungi museum, memperingati hari-haribesar
keagamaan dan Nasional.
e.
Mengajak orang tua dan anggota masyarakat terlibat di kelas.
3. Komite sekolah
Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,
jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas
nomor: 044/U/2002).
Secara kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai:
a.
Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanan
kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b.
Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
c.
Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
d.
Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan
pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002). Depdiknas dalam bukunya
Partisipasi Masyarakat, menguraikan tujuh peranan Komite Sekolah terhadap
penyelenggaraan sekolah, yakni:
a)
Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar
di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis pendidikan.
b)
Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa. Membantu usaha pemantapan
sekolah dalam mewujudkan pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan
bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan, berorganisasi,
dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan, kesegaran jasmani dan
berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni dan budaya.
c)
Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu.
d)
Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum, baik
intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil
kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan.
e)
Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah.
f)
Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah
(RAKS).
g)
Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu
(Depdiknas, 2001:17).
4. Kepala sekolah
a.
Peranan kepala sekolah dalam hubungan sekolah dengan masyarakat anatara
lain:
a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
b.
Memelihara hubungan baik dengan Komite Sekolah..
c.
Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga lain,
baik pemerintah maupun swasta.
d.
Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui
bermacam-macam media komunikasi.
e.
Mencari dukungan dari masyarakat. Dukungan yang diperlukan meliputi :
1)
Personil, seperti : tenaga ahli, konsultan, guru, orang tua, pengawas dan
sebagainya.
2)
Dana yang diperlukan untuk mendukung tersedianya fasilitas, perlengkapan
dan bahan-bahan pengajaran yang lain.
3)
Dukungan berupa informasi, lembaga dan sikap politis.
f.
Memanfaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat, sehingga mampu
meningkatkan proses mengajar dan belajar.
5. Supervisor
Kepala sekolah beserta supervisor memegang kunci akan keberhasilan
mengadakan hubungan dengan masyarakat. Para supervisor adalah partner kepala
sekolah yang mempunyai kedudukan sama dalam masalah-masalah supervisi. Oleh
karena itu hubungan dengan masyarakat yang berkenaan dengan usaha meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah ditangani bersama kepala sekolah dan para
supervisor.
Peranan supervisor dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat, yaitu:
a.
Membantu kepala sekolah merencanakan program hubungan sekolah dengan
masyarakat.
b.
Membantu kepala sekolah meningkatkan atau mengembangkan program tersebut.
c.
Membina staf mengisi program hubungan dengan masyarakat secara baik.
d.
Membantu kepala sekolah mengadakan kontak-kontak hubungan dengan:
1)
Dewan penasihat atau yayasan.
2)
Organisasi atau orangtua siswa.
3)
Kelompok-kelompok penuntut di masyarakat.
4)
Sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi.
5)
Majikan-majikan pemakai tenaga kerja.
6)
Individu-individu yang berkepentingan.
e.
Membantu kepala sekolah menilai program dan pelaksanaan hubungan dengan
masyarakat.
Antara peranan
kepala sekolah dan peranan supervisor terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan. Kesamaannya adalah kedua-duanya mengadakan hubungan dengan badan
atau instansi-instansi dinas di atas sekolah, yang satu menekankan kepada
instansi-instansi di atas sekolah sedang yang satunya kepada badan penanggung
jawab pendidikan sekolah itu. Kesamaan yang kedua antara peranan kepala sekolah
dengan peranan supervisor dalam hubungan dengan masyarakat ialah dalam
mengadakan kontak-kontak hubungan. Kalau kepala sekolah menekankan kepada
kontak-kontak hubungan secara individual, maka supervisor menitikberatkan
kepada pemberian informasi tentang performan para siswa baik secara individual
maupun secara kelompok.
E. Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan
masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, yaitu
yang dikemukakan oleh Elsbree (Soetopo:1982).
1.
Ketahuilah apa yang Anda yakini. Dalam hal ini, merupakan tugas kepala
sekolah untuk mengembangkan filsafat pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan
pendidikan di sekolah agar guru-guru dan staf tata usaha sadar akan apa yang
dikerjakan di sekolah sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran.
2.
Laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan
masyarakat. Maksudnya, untuk mencapai kerja sama dan memperoleh bantuan dari
masyarakat, buatlah program belajar bagi anak-anak sebaik mungkin, buatlah
sekolah yang dapat menciptakan suasana yang bahagia dan situasi belajar yang
menggairahkan bagi murid. Dan sekolah hendaknya melayani setiap orang yang
datang ke sekolah itu secara bersahabat.
3.
Ketahuilah masyarakat Anda. Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar
mengetahui keadaan masyarakat di daerah itu, baik sifat dan problemnya maupun
sumber-sumber yang ada dalam masyarakat tersebut.
4.
Adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survey itu perlu
untuk menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan masyarakat dan
kondisinya. Pengenalan dalam masyarakat merupakan bahan dalam penyusunan hasil
survey yang membantu anak-anak dadlam meningkatkan keingintahuan tentang
orang-orang yang ada di sana, kejadian-kejadian, masa depan masyarakat, dan
membangkitkan minat anak-anak untuk mengadakan penelitian tentang kesejahteraan
masyarakat tersebut dan juga akan terbukanya pintu untuk kerja sama antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat.
5.
Bahan-bahan dokumen. Dalam menyelidiki dan mempelajari keadaan masyarakat
itu melalui dokumen-dokumen dari sumber-sumber seperti kantor sensus,
lembaga-lembaga ilmiah, dan sebagainya.
6.
Keanggotaan dalam organisasi masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang akan
diperoleh dari sekolah, tidak hanya mengetahui dari luar tetapi juga dari
dalamdengan jalan menjadi anggota dari organisasi kepemudaan kebudayaan, dan
sebagainya. Tujuan masuk organisasi bukan merumuskan sekolah tetapi cara
bagaimana mereka dapat mengerti kepentingan sekolah serta turut membantu
sekolah.
7.
Adakan kunjungan ke rumah. Banyak tujuan dan faedah yang akan diperoleh
dari kunjungan guru ke rumah orang tua murid, baik untuk tujuan proses
perkembangan anak maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di
daerah tersebut.
8.
Layani masyarakat di daerah Anda. Sekolah melayani anak-anak dari
masyarakat melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi sekolah akan menjadi lebih
baik bila dijadikan pusat kegiatan masyarakat. Misalnya pada suatu sekolah ada
perpustakaan untuk masyarakat, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sedangkan
pengaturan kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan bersama.
9.
Doronglah masyarakat untuk melayani sekolah. Ada beberapa prinsip
penggunaan masyarakat untuk mencapai atau melayani sekolah, yaitu:
a.
Adakanlah hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh dalam masyarakat yang dapat
memberi bantuan berupa materi, tenaga, dan waktu demi kepentingan sekolah.
b.
Mohon bantuan pada pendidik dalam masyarakat untuk melayani sekolah.
c.
Memajukan program belajar anak-anak dan tingkatan mutu belajar melalui
kemampuan dan pelayanan tokoh-tokoh masyarakat tapi pelaksanaan program
tersebut hendaknya direncanakan dan diatur dengan baik.
Prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki
peranan sebagai dasar dan asas tindakan-tindakan didalam menjalin hubungan
sekolah dengan masyarakat. Selain itu prinsip hubungan sekolah dengan
masyarakat bertujuan agar terciptanya pola-pola kerjasama sekolah dengan
masyarakat yang baik.
Menurut Drs. B. Suryosubroto ( 2012: 23-25 ), hubungan
sekolah dengan masyarakat harus memiliki 5 asas humas, yaitu :
1)
Asas Objektif dan Resmi
Segala bentuk
informasi yang disampaikan masyarakat harus berupa suara resmi dari instansi
atau lembaga dan tidak bertentangan dengan program yang dijalankan. Sikap
objektif atasan memiliki peranan penting untuk menghindarkan kemungkunan
pemberitaan yang tidak tepat dan merugikan.
2)
Asas Organisasi yang Tertib dan Disiplin
Tugas-tugas pokok
organisasi harus menjadi prioritas dan dilaksanakan secara tepat sesuai sistem
kerja yang disepakati. Sehingga menimbulkan ketertiban dan kedisiplinan kerja
yang berdampak kepada efisiensi dan keefektifan.
3)
Asas Mendorong Paratisipasi
Informasi dan
berita yang berasal dari lembaga harus memiliki kualitas dan kuantitas sehingga
memicu partisipasi kritis masyarakat terhadap program yang sedang berjalan.
4)
Asas Kontinuitas Informasi
Penyelenggara
humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontinu sesuia
dengan kebutuhan. Oleh karena itu informasi lisan dan tertulis dapat dilakukan
secara berkala dan waktu tertentu. Dengan demikian masyarakat memiliki gambaran
yang lengkap dan menyeluruh tentang keadaan atau masalah yang dihadapi suatu
organisasi atau lembaga.
5)
Asas Pemerhatian Respon Masyarakat
Respon masyarakat
berupa kritik, saran, pendapat, dan keluhan harus didengarkan serta dipikirkan
untuk perbaikan kegiatan-kegiatan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat.
Respon masyarakat tidak boleh dihindari karena respon masyarakat merupakan
opini publik guna evaluasi kerja.
Menurut pemikiran
Penyusun prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
a.
Hubungan atau kerjaasama harus didasari dengan niat dan itikad baik, agar
tercipta citra positif tentang pendidikan.
b.
Bagi masyarakat awam dalam melaksanakan dan mengevaluasi program-program
pendidikan, hendaknya menghormati dan mentaati ketentuan atau peraturan yang
telah dibuat sekolah.
c.
Sekolah mmiliki kewajiban dan hak dalam mengelola hal-hal yang berkaitan
dengan teknik dan prinsip edukatif.
d.
Segala bentuk apresiasi baik berupa saran maupun kritik disampaikan melalui
lembaga resmi yang bertanggung jawab melaksanakannya. Misal : komite sekolah,
BP3
e.
Partisipasi masyarakt tidak hanya dalm bentuk gagasan, usul, saran tapi
juga organisasi kepengurusannya yang dirasakan benar-benar bermanfaat bagi
kemajuan sekolah.
f.
Partisipasi msyarakat tidak dibatasi jenjang pendidikan tertentu, asal
tidak bersinggungan dengan teknik dan prinsip edukatif.
g.
Sekolah harus memahami pola hidup masyarakat setempat .
F. Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan
lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
a)
Teknik Tertulis. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan
secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
ü
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini
isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur,
hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid,
hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
ü
Pamflet. Pamflet
merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan
tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamphlet
ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum,
selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi
lembaga.
ü
Berita kegiatan murid. Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi
informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu
pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di
lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
ü
Catatan berita gembira. Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya
sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita
gembira ini berisi tentang keberhasilan seoran murid. Berita tersebut ditulis
di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke
masyarakat.
ü
Buku kecil tentang cara membimbing anak. Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan
orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang
sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku
tersebut diberikan kepada orang tua murid.
b) Teknik Lisan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat
juga lisan, yaitu:
ü
Kunjungan rumah. Dalam rangka
mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan
ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini
guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui
problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah
direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar
mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.
ü
Panggilan orang tua. Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil
orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan
tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi
penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
ü
Pertemuan. Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara
pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi
sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat
dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya
disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan
pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
c) Teknik Peragaan. Hubungan sekolah dengan masyarakat
dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang
diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan bias berupa pameran
keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca
puisi, atau biasanya di pesantren ketika mengadakan pengajian ditampilkan
santri-santri yang hafal nadhom alfiyah. Pada kesempatan itu kepala sekolah
atau guru atau juga pengasuh kalau di pondok pesantren dapat menyampaikan
program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang
dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
d) Teknik Elektronik. Seiring dengan perkembangan
teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan
masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan
telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi
pendidikan.
Menurut Soekarto Indra Fachrudi (1989:246), mengungkapkan ada 11 teknik
yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu
diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi:
1.
Laporan kepada orang tua murid
Laporan yang
diberikan oleh seklah kepada masyarakat berisi laporan tentang kemajuan anak,
aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah sendiri, dan segala sesuatu yang
terjadi di sekolah sehubungan dengan pendidikan anak ddi sekolah. Laporan ini
dapat dilakukan sekali dalam tiga atau empat bulan, semesteran atau tahunan.
Laporan tersebut tidak hanya berupa data, angka-angka akan tetapi menyangkut
inframasi yang bersiafat diagnostik. Artinya dalam laporan tersebut dicantumkan
juga kelebihan dan kelemahan anak, disertai dengan jalan pemecahan yang kiranya
dapat dilakukan orang tua dalam ikut membantu kesuksesan belajar anak.
2.
Buletin Bulanan
Buletin bulanan
dapat diusahakan oleh guru, staf sekolah , dan para orang tua yang dapat
diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga melibatkan murid, sambil
memberikan latihan dan membentuk kader dari pihak murid.
Isi buletin
bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan murid
(bisa juga artikel dari orang tua murid), pengumuman- pengumuman sekolah,
berita-berita sekolah, dan berita-berita masyarakat yang perlu diketahui
sekolah dan lain sebagainya.
Disamping jalur
di atas, sekolah dapat pula menerbitkan”booklets”, yaitu buku kecil yang
diberikan kepada keluarga yang anaknya yang sekolah ditempat itu, atau orang tua
yang akan memasukkan anaknya di sekolah itu. Isi ”booklets” adalah petunjuk
cara belajar di sekolah yang bersangkutan, fasilitas sekolah, kurikulum yang
dipakai, keadaan sekolah dan sejarahnya. Pengurus sekolah dan pengurus OSIS,
kemajuan dan aktivitas sekolah selama ini dan program kerja sekolah pada saat
itu
3.
Penerbitan Surat Kabar
Apabila
dimungkinkan, sekolah dapat menerbitkan surat kabar sekolah. Isinya menyangkut
segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan. Artikel-artikel yang
dimuat pun harus berkaitan dengan dunia pendidikan sesuai dengan bidang yang
dipelajari anak didik. Berita-berita yang dimuat hendaknya juga berita-berita
yang memiliki nilai didik.
”The Twenty Eight
Years Book of American Association of School Administration” menyarankan 10
masalah yang hendaknya dimasukkan dalam surat kabar sekolah:
a.
Kemajuan dan kesejahteraan murid.
b.
Program pengajaran sekolah.
c.
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
d.
Tata-tertib dan kehadiran di sekolah.
e.
Tenaga yang bekerja di sekolah.
f.
Anggota staf sekolah dan alumni.
g.
Program pengadaan dan pemeliharaan rumah sekolah.
h.
Biaya dan sistem administrasi sekolah.
i.
Perkumpulan orangtua murid dan guru.
j.
Aktivitas murid.
4.
Pameran Sekolah
Pameran sekolah
merupakan metode yang sangat efektif untuk memberikan gambaran tentang keadaan
sekolah dengan berbagai hasil aktivitasnya. Masyarakat dapat melihat secara
langsung keadaan sekolah dengan mengunjungi pameran tersebut. Tempat
penyelenggaraan pameran dapat di dalam kelas atau di luar kelas, yaitu di
halaman sekolah. Bahkan dapat juga dilakukan di luar sekolah. Tentu saja yang
terakhir ini memerlukan pengelolaan yang lebih rumit. Barang-barang yang
dipamerkan dapat berupa hasil karya siswa dan guru, alat-alat peraga dan hasil
panenan kebun atau sawah (bila ada). Termasuk juga hasil karya para guru perlu
dipamerkan.
5.
Open House
Open House
merupakan suatu metode mempersilakan masyarakat yang berminat untuk meninjau
sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang
diadakan pada waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat
melihat secara langsung proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah
itu. Dari gambaran ini, masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan
pendidikan di sekolah tersebut.
6.
Kunjungan Ke Sekolah (“ Scool Visitation”)
Kunjungan orang
tua murid ke sekolah pada saat pelajaran berlangsung yang dimaksudkan agar para
orang tua murid berkesempatan melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti
pelajaran. Bagus kiranya apabila setelah orang tua mengadakan kunjungan ini
kemudian diadakan diskusi untuk memecahkan masalah yang timbul menurut
pengamatan para orang tua. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah
itu.
7.
Kunjungan ke rumah murid (”home visitation”)
Kunjungan ke
rumah murid dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid di rumah.
Penerapan metode ini akan mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua
murid, di samping dapat menjalin silaturrahmi antara guru dengan orang tua
murid. Masalah-masalah yang dihadapi murid di sekolah dapat dibicarakan secara
kekeluargaan dan persahabatan intim. Guru yang berkunjung ke rumah orang tua
murid harus bersikap bijaksana, hati-hati dan ramah tamah, terutama dalam
menanggapi problema yang dikemukakan oleh orang tua.
Kunjungan ke
rumah orang tua murid harus direncanakan dan harus mengemban kepentingan
sekolah. Jadi tidak boleh dipakai untuk kepentingan anak didik. Kecuali
diadakan kunjungan oleh guru yang tidak direncanakan oleh sekolah, kemudian
dalam percakapan diperbincangkan masalah siswa. Cara ini kadang-kadang yang
membawa hasil yang sangat memuaskan.
8.
Melalui penjelasan oleh staf
sekolah Kepala
sekolah hendaknya berusaha agar semua personal sekolah turut aktif mengambil
bagian dalam mensukseskan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Para
personal sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
kepentingan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan sekolah.
Kepala sekolah
dapat menanamkan loyalitas para staf dengan mengikutsertakan mereka bekerja.
Mereka harus berpegang teguh pada etika jabatan. Hendaklah kepala sekolah juga
mendorong para staf sekolah untuk menyebarkan kebaikan tentang sekolah dan
mendudukkan kebaikan yang sebenarnya apabila sekolah mendapatkan kritik dari
pihak luar. Inilah yang dinamakan cinta almamater.
9.
Gambaran Keadaan Sekolah Melalui Murid.
Murid dapat juga
didorong untuk memberikan informasi kep- mengenada masyarakat tentang keadaan
sekolah. Jangan sampai bahkan menyebarkan isu-isu yang tidak baik mengenai
sekolah kepada masyarakat. Apabila sekolah memiliki pemancar radio maka media
ini dapat dimanfaatkan agar murid berbincang bincang dalam siaran mengenai
situasi sekolah.
10. Melalui Radio dan Televisi
Radio dan
televisi memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi
yang disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk ”public opinion”
yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini.
Melalui radio dan
televisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah.
Melalui radio dan televisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan
pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan,
termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk
menghindari tipuan yang sering dlakukan oleh anak kepada orang tua, bahwa anak
minta uang iuran yang sebenarnya tidak ditarik oleh sekolah.
11. Laporan Tahunan
Laporan tahunan
disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada pengawas pembina sekolah
atau kepada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kuningan
atau kepada atasan langsungnya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafnya
atau langsung dia sendiri memberikan informasi tersebut yang berkenaan dengan
isi laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut antara lain mencakup:
kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi
murid.
Khusus untuk di SDN
Margamulya yang sudah atau akan direncanakan dapat dilaksanakan beberapa point
antara lain nomor 1, nomor 6: ada sebagian kecil orang tua murid, khususnya
yang anaknya mendapat masalah (pelanggaran/sangsi), nomor 7, dan nomor 11
Selain hal-hal di atas Teknik Hubungan Sekolah
dan Masyarakat, juga dapat dilakukan melalui :
a.
Organisasi perkumpulan alumni sekolah.
Organisasi
perkumpulan alumni sekolah adalah suatu alat yang sangat baik untuk
dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan
masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai
kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk
membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara moril.
b.
Melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Apabila ada
beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dianggap matang untuk
dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama
dan lain-lain, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam
masyarakat. Karena itu program ekstra kurikuler hendaknya di rencanakan dan
diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat.
c.
Pendekatan secara akrab
Menurut Made
Pidarta, teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara lain dapat
dilakukan dengan cara berikut:
1)
Memakai surat kabar baik lokal maupun pusat.
2)
Dengan buletin terbitan sekolah atau kantor pendidikan
3)
Melalui radio dan televisi.
4)
Melalui pameran pendidikan.
5)
Lewat pertunjukan-pertunjukan sekolah.
6)
Dengan mengadakan bazar
7)
Melalui karya wisata.
8)
Dengan pengajaran unit di Masyarakat.
9)
Dengan praktek di masyarakat.
10) Dengan memanfaatkan narasumber.
11) Dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di
masyarakat.
12) Dengan mengadakan bisnis bersama.
13) Mengadakan kegiatan sosial bersama.
14) Memelopori pembangunan di masyarakat.
15) Melalui rapat atau musyawarah.
G. Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Banyak orang mengartikan hubungan kerjasama sekolah
dan masyarakat itu dalam pengertian yang sempit. Mereka berpendapat bahwa
hubungan kerjasama itu hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal,
hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih
luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang tentu bidang-bidang yang ada
hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada
umumnya.
Penyusun berpendapat bahwa hubungan kerjasama sekolah
dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yaitu:
1.
Hubungan edukatif
Hubungan edukatif
adalah hubungan kerjasama dalam hal mendidik anak/murid, antara guru di sekolah
dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak
terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dpat mengakibatkan
keraguan pendirian dan sikap pada diri anak. Antara sekolah yang diwakili oleh
guru dan orang tua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang
norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada anak
didik mereka.
2.
Hubungan kultural
3.
Hubungan kultural adalah kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada. Kita mengetahui bahwa sekolah merupakan suatu
lembaga yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi murid-muridnya.
Kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dari masyarakat.
Bahkan yang lebih diharapkan adalah hendaknya sekolah itu dapat merupakan titik
pusat dan sumber tempat terpencarnya norma-norma kehidupan (norma agama, etika,
sosial, estetika, dan sebagainya) yang baik bagi kemajuan masyarakat yang
selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, bukanlah sebaliknya sekolah hanya
mengintroduksikan apa yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4.
Hubungan institusional
Hubungan
institusional yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga
atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti
hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala
pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan
peternakan, dengan perusahaan-perusahaan negara atau swasta yang berkaitan
dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya
akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas bermacam-macam
golongan, jabatan, status sosial, dan bermacam-macam pekerjaan, sangat
memerlukan adanya hubungan kerjasama itu. Dengan adanya hubungan ini sekolah
dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain, baik berupa tenaga pengajar,
pemberi ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan
pengembangan materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta
alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran program sekolah.
Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa dengan dilaksanakannya ketiga
jenis hubungan sekolah dan masyarakat seperti telah diuraikan di atas,
diharapkan sekolah tidak lagi selalu ketiggalan dengan perubahan dan tuntutan
masyarakat yang senantiasa berkembang. Apalagi menghadapi era globalisasi
seperti sekarang ini,ketika masyarakat berubah dan berkembang dengan sangat
pesatnya akibat kemajuan teknologi, sehingga seperti dikatakan oleh Tilaar,
sekolah makin tercecer dan terisolasi dari masyarakat, sekolah lebih berfungsi
sebagai penjara intelek. Maka untuk dapat memperoleh kembali fungsi yang
sebenarnya, sekolah harus merupakan salah satu pusat belajar dari banyak
pusatbelajar yang kini dikategorikan sebagai pendidikan nonformal.
Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses
belajar yang berlaku di sekolah mengalami perubahan,dari proses belajar dengan
cara “menyuapi”, dengan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi
proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan
partisipatoris. Anak-anak dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam
kehidupan masyarakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan
dating tempat mereka akan hidup dan terlibat didalamnya setelah mereka dewasa.
H. Bentuk-bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah
untuk melakukan hubungan dengan masyarakat ialah: (1) melalui aktivitas para
siswa, (2) aktivitas guru-guru, (3) ekstrakurikuler, (4) kunjungan masyarakat
atau orangtua siswa ke sekolah, dan (5) melalui media masa (Jones, 1969:395-400).
Cara-cara ini perlu ditambah lagi dengan pertemuan-pertemuan kelompok. Dengan
demikian bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas para siswa/kelas atau tingkat kelas.
2. Aktivitas guru, beberapa guru, atau guru-guru satu
bidang studi.
3. Media masa
4. Kunjungan warga masyarakat atau orangtua siswa ke
sekolah.
5. Pertemuan dengan kelompok masyarakat yang menaruh
perhatian kepada pendidikan di sekolah.
BAB III
PROGRAM HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
SDN MARGAMULYA
TAHUN PELAJARAN 2020 - 2021
A. Implementasi di Lapangan.
Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hubungan
sekolah dengan masyarakat mengalami kendala yang cukup berarti diantaranya:
1. Tujuan komunikasi yang kurang jelas
2. Saluran komunikasi yang kurang transparan dan
kurang professional
3. Keterampilan komunikasi yang kurang mendukung
4.Tindak lanjut yang kurang mendukung dan pengawasan
kurang terstruktur dan berkesinambungan.
Tujuan komunikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah
dan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga selama ini masih bersifat one
way traffic communication sehingga muncul kesan bahwa lembaga hanya
mengharapkan dukungan masyarakat hanya untuk mempertahankan eksistensi
kelembagaan semata, bahkan kesan lain yang muncul kepermukaan bahwa lembaga
hanya ingin mendapatkan keuntungan semata sementara kebutuhan masyarakat
terhadap lembaga kurang diperhatikan.
Sudah semestinya lembaga mempergunakan sistem
komunikasi dua arah (two way traffic communication), artinya
kebermaknaan suatu komunikasi mampu diarahkan pada perbaikan system pendidikan
secara menyeluruh dan hal ini merupakan tugas bersama antar pengelola lembaga
dan masyarakat sehingga pada gilirannya ketika komunikasi tersebut tidak sampai
baik kepada lembaga ataupun masyarakat, maka tidak akan mengalami kesulitan
dalam menterjemahkannya kedalam system operasional yang disepakati oleh
keduanya (lembaga dan masyarakat).
Hal lain yang terlupakan yakni pengawasan
berkelanjutan, hal ini dibuktikan bahwa kelemahan yang terjadi pada suatu
lembaga adalah pengewasan mutu yang berkelanjutan. Sebagai salah satu contoh
komite sekolah berperan dalam memberikan control terhadap mutu kelembagaan yang
datang dari masyarakat namun kenyataannya sampai peran komite dalam peningkatan
mutu kelembagaan, masih kurang maksimal. Komite sekolah akan terdiri dari
kepala sekolah, refresentatif staf sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat
dan refresentatif dari departemen pendidikan setempat.
Komite sekolah ikut bertanggung jawab dalam penyusunan
perencanaan strategik dan tahunan sekolah, perumusan kebijakan sekolah,
pemenuhan kebutuhan sekolah, anggaran sekolah, ikut memantau kegiatan
keseharian sekolah, menilai keberhasilan pelaksanaan program–program sekolah yang
dilaksanakan sekolah serta ikut mensahkan laporan tahunan sekolah.
B. Perencanaan Program SDN Margamulya tahun pelajaran 2020 - 2021.
►Laporan kepada orang tua murid
Laporan yang diberikan oleh seklah kepada masyarakat
berisi laporan tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan
sekolah sendiri, dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubungan dengan
pendidikan anak ddi sekolah. Laporan ini dapat dilakukan sekali dalam tiga atau
empat bulan, semesteran atau tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa data,
angka-angka akan tetapi menyangkut inframasi yang bersiafat diagnostik. Artinya
dalam laporan tersebut dicantumkan juga kelebihan dan kelemahan anak, disertai
dengan jalan pemecahan yang kiranya dapat dilakukan orang tua dalam ikut
membantu kesuksesan belajar anak.
►Kunjungan ke sekolah (“school visitation”)
Kunjungan orang tua murid ke sekolah pada saat
pelajaran berlangsung yang dimaksudkan agar para orang tua murid berkesempatan
melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Bagus kiranya apabila
setelah orang tua mengadakan kunjungan ini kemudian diadakan diskusi untuk
memecahkan masalah yang timbul menurut pengamatan para orang tua. Kunjungan ke
sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran
yang terjadi di sekolah itu.
►Kunjungan ke rumah murid (”home visitation”)
Kunjungan ke rumah murid dilakukan untuk melihat latar
belakang kehidupan murid di rumah. Penerapan metode ini akan mempererat
hubungan antara sekolah dengan orang tua murid, di samping dapat menjalin
silaturrahmi antara guru dengan orang tua murid. Masalah-masalah yang dihadapi
murid di sekolah dapat dibicarakan secara kekeluargaan dan persahabatan intim.
Guru yang berkunjung ke rumah orang tua murid harus bersikap bijaksana,
hati-hati dan ramah tamah, terutama dalam menanggapi problema yang dikemukakan
oleh orang tua.
Kunjungan ke
rumah orang tua murid harus direncanakan dan harus mengemban kepentingan
sekolah. Jadi tidak boleh dipakai untuk kepentingan anak didik. Kecuali
diadakan kunjungan oleh guru yang tidak direncanakan oleh sekolah, kemudian
dalam percakapan diperbincangkan masalah siswa. Cara ini kadang-kadang yang
membawa hasil yang sangat memuaskan.
►Laporan Tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk
diberikan kepada pengawas pembina sekolah atau kepada Kantor Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kuningan atau kepada atasan langsungnya. Kepala
sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri memberikan
informasi tersebut yang berkenaan dengan isi laporan tahunannya. Isi laporan
tahunan tersebut antara lain mencakup: kegiatan yang telah dilakukan,
kurikulum, personalia, anggaran dan situasi murid.
► Organisasi perkumpulan alumni sekolah.
Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah suatu
alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan
hubungan antara sekolah dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah
biasanya mempunyai kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa
berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara
moril.
►Melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Apabila ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang
sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid dan
masyarakat, seperti sepak bola, drama dan lain-lain, maka sangat tepat sekali
kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu program ekstra
kurikuler hendaknya di rencanakan dan diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.
►Pendekatan secara akrab
Teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara
lain dapat dilakukan dengan cara
1.
Memakai surat kabar maupun majalah lokal.
2.
Dengan majalah dinding sekolah.
3.
Melalui karya wisata.
4.
Mengadakan kegiatan sosial melalui program ISMI (Infak,Sodakoh, Mie Instan)
5.
Melaksanakan Tarawih keliling (Tarling) bulan Ramadhan ke ushola/Mesjid
dilingkungan desa sekitar sekolah.
6.
Melalui rapat atau musyawarah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah
adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan
ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan
pendidikan. Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai
berikut: Bagi masyarakat: tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya,
kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan,
menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan tekanan
/tuntutan terhadap sekolah. Sedangkan manfaaat bagi sekolah: memperbesar
dorongan, mawas diri, memudahkan memperbaiki pendidikan, memperbesar usaha
meningkatkan profesi staf, konsep masyarakat tentang guru menjadi benar,
mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut, mendapat dukungan moral dari
masyarakat, memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat, memudahkan
pemakaian media pendidikan di masyarakat, memudahkan pemanfaatan narasumber.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu:
mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, mendapatkan dukungan dan
bantuan moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah,
memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program
sekolah, memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat, mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara
keluarga dan sekolah dalam mendidik anak. Peranan Pihak-pihak yang
Terkait Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat: Orang tua, guru, komite
sekolah, kepala sekolah, supervisor
Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat diantaranya:
ketahuilah apa yang Anda yakini, laksanakanlah program pendidikan dengan baik
dan bersahabat dengan masyarakat, ketahuilah masyarakat Anda, adakan survey
mengenai masyarakat di daerah tertentu, bahan- bahan dokumen, keanggotaan dalam
organisasi masyarakat, adakan kunjungan ke rumah, layani masyarakat di daerah
Anda, doronglah masyarakat untuk melayani sekolah.
Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat Laporan kepada orang tua murid
diantaranya: buletin Bulanan, penerbitan Surat Kabar, pameran Sekolah, open
House, kunjungan ke sekolah (“school visitation”), kunjungan ke rumah murid
(”home visitation”), melalui penjelasan oleh staf sekolah, gambaran Keadaan
Sekolah melalui Murid, melalui Radio dan Televisi, laporan Tahunan. Jenis Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat yaitu hubungan edukatif, hubungan kultural, dan
hubungan Institusional.
Bentuk-bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat yaitu
aktivitas para siswa/kelas atau tingkat kelas, aktivitas guru, beberapa guru,
atau guru-guru satu bidang studi, media masa, kunjungan warga masyarakat atau
orangtua siswa ke sekolah, pertemuan dengan kelompok masyarakat yang menaruh
perhatian kepada pendidikan di sekolah
B. Saran
Hendaknya pihak-pihak yang terkait dalam hubungan
sekolah dengan masyarakat, dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan
tersebut agar tercipta suasana belajar mengajar yang dapat meningkatkan
semangat belajar siswa. Dengan meningkatnya semangat belajar siswa, diharapkan
dapat mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di
sekolah itu sendiri pada khususnya.
No comments:
Post a Comment